1.
TUNE UP MOTOR BENSIN
Tune
Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang
bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar
mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima.
Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan
terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar motor tetap
menghasilkan daya kerja yang maksimum seperti dalam keadaan standart, maka
perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus
dilakukan sesuai prosedur dari pabrik
pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya
dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya
hasilnya sesuai standart yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan,
lebih baiknya kita memanaskan
mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi
dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin
pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.
Setelah
menghidupkan mesin, kemudian kita lakukan prosedur tune up yakni sebagai berikut :
a.
Persiapan Kendaraan, Alat dan K3
1)
Menetralkan
transmisi dan mengaktifkan hand
rem.
2)
Memasang
Alas kaki pada kendaraan yang akan di service.
3)
Memakai
pakain kerja, sepatu, sarung tangan, masker, dan topi.
4)
Memasang vender cover.
5)
Menyiapkan
peralatan yang akan
digunakan.
b.
Perawatan Sistem
Pendingin
Gangguan pada sistem
pendinginan secara umum akan berakibat meningkatnya osuhu kerja engine (over heating) yang akhirnya
akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain:
tenaga berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami
kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan meliputi:
1)
Memeriksa kuantitas atau jumlah cairan pendingin.
a)
Bila
terdapat tangki cadangan (reservoir tank)
pada kendaraan, tinggi permukaan cairan pendingin pada reservoir tank harus
mencapai garis “full”. Jika cairan pendingin belum mencapai garis “full”, maka
tambahkan cairan pendingin pada reservoir tank sampai mencapai garis “full”.
b)
Batas
minimal jumlah air pendingin pada tangki cadangan yang diizinkan adalah pada
garis “low”. Ketika cairan pendingin mencapai garis “low”, maka dianjurkan
untuk menambah cairan pendingin sampai garis “full”.
Gambar
1 Pemeriksaan
tinggi air pendingin
2)
Memerikas kualitas air pendingin
a)
Melepas tutup radiator
PERINGATAN : Untuk mencegah terjadinya
bahaya panas, jangan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas.
Karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar apabilas mesin masih
dalam kondisi yang panas.
b)
Memeriksa
air pendingin pada radiator dari kemungkinan sudah kotor, tercampur oli,
berkarat, atau bercampur kotoran-kotoran lain. Jika kualitas air pendingin
sudah buruk, maka kuras air pendingin radiator dan ganti air pendingin dengan yang baru.
Gambar
2 Pemeriksaan kualitas
air pendingin
3)
Memeriksa kebocoran system pendingin
Pemeriksaan
dilakukan menggunakan Radiator Tester, dengan cara memasangkan radiator tester
seperti pada gambar dibawah. Kemudian kita pompa radiator tester sampai 1,2
(118 Kpa, 17,1 psi).
Periksa tekanan turun atau tidak, apabila turun periksa
kebocoran pada selang, radiator atau pompa air.
Gambar
3 Memeriksa kebocoran system pendingin
4)
Memeriksa kerja dari tutup radiator
a)
Pemeriksaan
dilakukan menggunakan Radiator Cup Tester.
b)
Memasang
tutup radiator ke radiartor cup trster seperti gambar dibawah. Kemudian memompa
radiator cup tester dan periksa tekanan pembukaan katup. Apabila tekanan pembukaan tutup radiator tidak sesuai
spesifikasi atau meleeati batas/limit, maka tutup radiator harus diganti.
STD : 0.75
sampai 1.05
Limit :
0.60
Gambar
4 Memeriksa kerja tutup radiator
c)
Memasang kembali tutup radiator ke radiator.
5)
Pemeriksaan tali
kipas
Tali kipas berperan sebagai penerus putaran dari crank shaft yang menggerakkan pompa air dan altenator. Sedangkan
pompa air kita tahu sangat penting, mengingat perannya sebagai pengatur
sirkulasi air dari mesin ke radiator dan kemudian didinginkan oleh kipas angin dan
udara luar. Altenator sebagai alat pengisi arus sama sekali tidak dapat bekerja
tanpa tali kipas.
Mengingat demikian pentingnya tali kipas maka pemeriksaan
berkala untuk mengetahui kondisinya, perlu dilakukan. Gantilah tali kipas baru
apabila sisi dalamnya sudah retak-retak atau tampak berbulu pada sisi luarnya.
Pemeriksaan
taki kipas dikakukan secara visual yaitu
dengan cara :
a)
Melepas
tali kipas dengan cara mengendorkaan baut penyetel pada alternator.
b)
Membalik
permukaan tali kipas dan periksa secara visual dari kemungkinan retak, berubah
bentuk atau aus.
Gambar
5 Pemeriksaan tali kipas
c)
Memeriksa
tali kipas dari kemungkinan terkena oli atau gemuk.
d)
Memeriksa
persinggungan tali kipas yang tidak sempurna antara tali kipas dengan puli. Apabila kedudukannya terlalu dalam terhadap puli maka tali
kipas perlu diganti.
Gambar
6 Persinggungan tali kipas dengan puli
e)
Jika
tali kipas sudah jelek (retak, berubah bentuk, aus, atau terkena oli), maka ganti
tali kipas dengan yang baru.
f)
Memasang
kembali tali kipas.
6)
Memeriksa dan menyetel kekencangan tali kipas
Apabila ketegangan tali kipas
kurang maka tali kipas akan selip dan akan berbunyi (cit-cit-cit), dan juga
akan mempercepat kerusakan dan keausan pada tali kipas. Apabila ketegangan tali
kipas berlebih maka akan membuat bantalan alternator dan pompa air akan cepat
rusak.
Penyetelan
dilakukan dengan cara :
a)
Mengendorkan
baut penyetel pada alternator.
b)
Menarik
alternator ke sisi luar dan menahannya.
c)
Menekan
tali kipas pada tempat-tempat seperti pada gambar
dengan kekuatan tekanan 10 kg.
Defleksi tali kipas pada
10 kg :
-
Pompa air – alternator
Tali kipas baru :
5 – 7 mm
Tali kipas terpakai :
7 – 11mm
-
Poros engkol - kompresor AC
Tali kipas baru :
9 – 12 mm
Tali kipas lama (bekas) :
Mesin 5K = 12 – 16 mm
Selain mesin 5K = 11 -14 mm
Gambar
7 Penyetelan kekencangan
tali kipas
d)
Mengencangkan
kembali baut penyetel pada alternator.
c.
Sistem Pelumasan
1)
Memeriksa kuantitas atau jumlah oli mesin
a)
Mencabut
stick oli dan kemudian bersihkan dengan kain bersih.
b)
Memasangkan
kembali stick oli.
c)
Mencabut
kembali stick oli dan lihat tinggi permukaan oli pada stick oli. “ Tinggi oli
harus berada diantara tanda L ( low ) dan F ( full )”.
Jika oli
mesin kurang atau berada di bawah tanda L, maka perlu penambahan jumlah oli
mesin sampai mencapai batas tanda F dan juga memeriksa kemungkinan adanya
kebocoran oli.
Gambar
8 Memeriksa jumlah oli mesin
d)
Jika
sudah, pasang kembali stick oli.
2)
Memeriksa kualitas oli mesin
a)
Mencabut
stick oli
b)
Memeriksa
kekentalan oli menggunakan jari tangan.
c)
Memeriksa
oli mesin dari kemungkinan kotor, berubah warna atau tercampur dengan air.
Gambar 9 Memeriksa kualitas oli mesin
d.
Memeriksa saringan udara dan saringan bahan bakar
1)
Pemeriksaan saringan udara ( air filter )
Fungsi saringan
udara adalah untuk menyaring
udara yang mengandung kotoran kotoran,
sehingga didapat udara yang bersih yang masuk ke dalam mesin. Saringan udara
sebaiknya diganti secara berkala setiap 20.000 sampai 40.000 KM. Saringan udara
yang kotor akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar yang boros.
Pemeriksaan
dilakukan dengan cara :
a) Melepaskan klip kunci saringan udara
kemudian keluarkan elemen saringan udara dari box saringan udara dan
memeriksalah kondisi elemen tersebut.
( Jika elemen
terlalu kotor atau sudah rusak, basah
serta berlubang elemen saringan
udara harus diganti ).
b) Melakukan pembersihan elemen saringan
udara dengan cara :
i. Mengetok saringan udara beberapa kali
untuk menghilangkan kotoran berupa pasir atau debu-debu kasar.
Gambar
10 Membersihkan saringan udara
ii.
Membersihkan
saringan udara dengan udara bertekanan.
Gambar
11 Membersihkan saringan udara
c)
Sebelum
memasang terlebih dahulu membersihkan box/rumah saringan udara dengan disemprot dengan udara bertekanan kemudian di lap
dengan maju, hal ini bertujuan
agar debu – debu yang tersisa di box/rumah saringan udara tidak
ikut masuk kedalam karburator.
d) Memasangkan saringan udara pada
rumahnya.
2)
Memeriksa saringan bahan bakar ( fuel filter )
a)
Lepaskan
fuel filter dari pengikatnya dan melepaskan selang saluran masuk dan keluar.
b)
Membersihkan
fuel filter dengan cara menyemprotkan udara bertekanan dari arah saluran keluar
ke arah saluran masuk atau ganti fuel filter apabila kondisinta sudah terlalu kotor.
Gambar
12 Fuel filter
c) Memasang kembali fuel filter dan memasang selang saluran
masuk dan keluar.
e.
Pemeriksaan baterai
Baterai
merupakan bagian dari kelistrikan yang berfungsi untuk menyediakan sejumlah
arus kepada komponen kelistrikan mobil seperti motor starter, lampu-lampu dan
sebagainya, selain itu juga berfungsi untuk menghidupkan mesin dan menjaga agar
mesin tetap hidup serta menyimpan listrik dalam bentuk energy kimia. Kemampuan
kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja
baterai yang kurang baik akan menyebabkan: sulit untuk menstarter engine,
gangguan pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris). Untuk itu diperlukan pemerikasaan dan perawatan pada
baterai secara berkala, sehingga fungsi baterai dapat maximal. Dalam
pemeriksaan baterai yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Ketinggian permukaan elektrolit baterai
Memeriksa
ketinggian permukaan elektrolit baterai pada setiap sel, apabila ketinggiannya
di bawah garis “upper level” maka tambahkan air suling sampai mencapai garis
“upper level”.
Gambar
13 Memeriksa ketinggian permukaan elektrolit baterai
2) Memeriksa kondisi terminal baterai
Memeriksa secara
visual dari kemungkinan terminal baterai yang longgar ataupun berkarat serta berjamur. Jika hal
tersebut terjadi maka bersihkan terminal baterai dan mengencangkan terminal
baterai, supaya hambatan yang dihasilkan di terminal tidak besar. Apabila terminal baterai terdapat kotoran seperti jamur,
cara mudah membersihkannya adalah dengan disiram air panas sambil digosok gosok
dengan amplas atau sikat kawat.
Gambar
14 Pemeriksaan terminal baterai
3) Memeriksa berat jenis elektrolit baterai
Reaksi timah
terhadap air accu membuat arus baterai dapat ditampung dalam baterai.
Sedangkan kekuatan menahan/menampung
arus baterai semakin cepat kehilangan arus. Dengan menggunakan hydrometer kita
dapat mengetahui berat jenis dari elektrolit (air accu). Berat jenis yang
rendah menandakan muatan baterai sudah kurang. Memeriksa selalu tinggi
elektrolit (air accu), kalau kurang cukup ditambah dengan air suling.
Pemeriksaan dilakukan pada temperatur baterai
.
Bila berat jenis
kurang dari spesifikasi, isilah baterai dengan arus listrik.
Spesifikasi :
1,25 – 1,27 pada
.
.
Gambar
15 Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai
f.
Pemeriksaan Sistem Pengapian
1)
Pemeriksaan busi
a)
Melepas
busi kemudian periksa
busi secara visual dari kemungkinan retak atau kerusakan ulir, kerusakan elektroda, ataupun
kerusakan lainnya.
Gambar
16 Pemeriksaan busi
b)
Membersihkan
busi menggunakan amplas atau sikat kawat atau gerinda kawat apabila kondisi busi kotor, atau ganti busi
apabila kondisinya sudah rusak ( elektroda aus / busi retak ).
c)
Periksa
muka busi, karena kondisi muka busi dapat menunjukan kondisi mobil.
Gambar. 17 Memeriksa muka busi
Berikut analisa tentang kondisi muka busi
yang menunjukan kondisi/kualitas mobil. :
Ø
Muka
busi biasa. Isolator berwarna kuning sampai coklat muda, puncak isolator
bersih. Permukaan isolator kotor
berwarna coklat muda sampai abu – abu, Hal ini berarti kondisi dan penyetelan
motor baik.
Gambar 18 Muka Busi Baik
Ø
Elektroda – elektroda terbakar, pada permukaan isolator menempel partikel –
partikel yang mengkilat, isolator berwarna putih dan kuning itu berarti busi
menjadi terlalu panas karena Campuran bahan bakar terlalu kurus, Kualitas bensin
terlalu rendah, Saat pengapian terlalu awal dan jenis busi terlalu panas.
Gambar 19 Muka Busi
Ø
Isolator
dan elektroda – elektroda berjelaga karena : Campuran bahan bakar terlalu kaya
atau Jenis busi terlalu dingin.
Gambar 20 Muka Busi Berjelaga
Ø
Isolator
dan elektroda sangat kotor serta berwarna coklat muda. Kotoran ini berasal dari
oli mesin yang masuk ke ruang bakar karena : Sil penghantar katup aus atau
Cincin torak aus.
Gambar 21 Muka Busi Kotor dan Berwarna Coklat Muda
Ø
Busi
ini harus diganti, karena bunga api bisa meloncat melalui isolator yang pecah.
Gambar 22 Isolator busi pecah
Ø Elektroda – elektroda aus serta warna
kotoran pada isolator kuning sampai coklat muda merupakan keausan biasa.
Gantilah busi dengan yang baru perhatikan spesifikasi pada buku manual atau
katalog busi.
Gambar 23 Muka Busi (elektroda aus)
d)
Menyetel
celah busi setelah busi dibersihkan, dengan cara membengkokkan elektroda
negatif dan mengukur celah busi menggunakan feeler gauge.
Celah
busi STD : 0,7 mm - 1,0 m
Gambar
24 Penyetelan celah busi
e)
Memasang
semua busi
Momen
: 17,5 Nm (180 kgf-cm, 13 ft-lbf)
1.
Sistem Karburator (Carburetion)
Karburator memang sangat penting dalam kendaraan bermotor, karena
karburator dapat mengatur akselerasi kecepatan kendaraan pada berbagai tingkat
beban dan kecepatan, kemudian dapat memudahkan mesin untuk hidup, dan juga
memberikan tenaga yang besar pada mesin kendaraan dan juga bekerja dengan
ekonomis.
Fungsi kerja pada karburator ialah pada waktu zuiger bergerak dari TMA ke
TMB didalam langkah hisap, maka pada ruangan silinder terjadi pembesaran
ruangan sehingga menimbulkan kehampaan pada ruang bakar atau ruang silinder.
Kehampaan ini mengakibatkan udara yang ada diluar karburasi terhisap masuk
melalui filter kemudian masuk melewati bagian karburator. Bensin yang ada di
dalam karburator ukit terhisap bersama udara melalui nozzle sehingga membentuk
partikel-partikel kecil yang bercampur udara yang disebut dengan Gas. kemudian
gas tersebut masuk kedalam ruang Silinder. Besar lubang pada nozzel dapat
diatur oleh sebuah jarum yang kebanyakan orang menyebutnya jarum skep atau
bahasa tehniknya throttle valve. jadi jarum ini fungsinya mengatur
jumlah bensin yang keluar dari mulut nozzel. berikut contoh gambar cara kerja
pada karburasi.
Adapun bagian-bagian yang wajib kita ketahui dari karburator yaitu antara
lain :
1)
Tutup jarum skep berfungsi untuk menghubungkan
jarum sekep dengan olor gas yang menggerakkan jarum skep naik turun ketika gas
di tarik.
2)
Kancing jarum skep berfungsi untuk mengancing
jarum skep dengan skep (throttle valve)
agar jarum tidak terlepas dari skep ketika skep digerakkan.
3)
Jarum skep berfungsi untuk mengatur jumlah
bensin yang keluar dari mulut nozzle.
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Kaburator
4)
Skep berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya
udara yang masuk kedalam ruang karburasi.
5)
Ruang jarum skep / pipa saluran udara
6)
Baut pengatur udara berfungsi untuk mengatur
udara agar mesin stasioner
7)
Nozzle / main jet berfungsi untuk jalur
keluarnya bensin dari tampungan bensin keruang bakar.
8)
Jarum pengapung ( needle valve ) berfungsi untuk
mengatur masuknya bensin dari tangki bensin keruang karburasi.
9)
Pengapung berfungsi untuk mengatur membuka dan
menutupnya jarum pengapung dari pipa saluran bensin keruang karburasi. Prinsip
kerjanya adalah ketika ruang karburasi dalam keadaan kosong maka pengapung
tersebut akan bergerak turun yang di sebabkan oleh gaya grafitasi. Sehingga
jarum pengapung akan bergerak turun sehingga mengakibatkan saluran bensin
terbuka kemudian bensin akan masuk kedalam karburasi. Setelah karburasi
tersebut penuh maka secara otomatis pengapung akan bergerak naik dan mendorong
jarum pengapung keatas yang mengakibatkan tersumbatnya saluran bensin dari
tangki.
10)
Engsel atau kancing pengapung
11)
Chuke berfungsi untuk memperkecil tekanan udara
yang masuk keruang bakar.
12) Tampungan bensin berfungsi menampung bensin yang mengalir dari tangki
bensin
13)
Filter dan kran bensin
2. Sistem Kerja Karburator
Cara kerja pada karburator adalah ketika mesin dalam keadaan hidup
(langsam), bensin dari float camber ( tampungan bensin) masuk ke dalam lubang
kecil pada jet stationer (spoeyer langsam), masuknya bensin kedalam spoeyer ini
diakibatkan karena perbedaan tekanan udara antara tekanan udara pada float
chamber dengan tekanan udara pada venturi.
Untuk menyempurnakan komposisi campuran bensin dan udara pada saat mesin
berputar lambat, maka pada karburator dibuat sebuah lubang yang menembus dari
bagian belakang karburator sampai ketempat spoeyer langsam. lubang yang
menembus karburator sampai kebagian spoeyer ini dinamakan airbleeder.
Air bleeder dapat disetel oleh sebuah baut yang biasa dikenal dengan baut
pengatur angin. Setelah bensin yang masuk pada sepoeyer langsam bercampur
dengan udara yang masuk dari lubang air bleeder, kemudian keluar pada sebuah
lubang yang disebut Idle port. Posisi idle port ini berada dimuka nozzle utama,
alasan mengapa idle port di tempatkan lebih dekat pada mesin adalah disebabkan
pada saat langsam putaran mesinnya lambat dan aliran udara tidak terlalu cepat
yang disebabkan posisi throttle valve diam.
Gambari 2.2 Sistem Kerja Kaburator
Ketika mesinnya dalam putaran tinggi, bensin keluar dari nozzle yang
dilengkapi dengan jarum needle ( jarum skep ). Jika pada saat mesin langsam
yang mengatur komposisi campuran bensin dengan udara adalah baut pengatur
udara, sedangkan pada saat putaran mesinnya tinggi yang mengatur campuran
adalah jarum skep bersama katup skep. Seperti halnya air bleeder pada spoeyer
langsam, spoeyer utama inipun dilengkapi dengan air bleeder yang lubangnya
menembus dari bagian belakang karburator sampai ke bagian sepoeyer utama, hanya
air bleeder untuk spoeyer utama ini tidak dilengkapi dengan alat penyetel.
Tinggi rendah perputaran pada mesin dapat diatur pada jarum skep yang bisa
kita kendalikan dengan cara menarik dan mengulur handle Gas pada stang motor.
3.
Komponen – Komponen Dari Karburator, Dan Fungsi Dari Masing – Masing
Komponen Karburator
Gambar 2.3 Komponen-Komponen Kaburator
1)
Ruang Bahan Bakar.
Semua karburator memerlukan suplai bahan bakar yang selalu
stabil.penyuplaian bahan bakar (dari tangki) akan dikendalikan oleh pelampung.
Pelampung berfungsi untuk mengatur/ mengontrol pergerakan jarum pelampung
bedarkan jumlah bahan bakar yang terdapat didalam ruang bahan bakar. Jarum
pelampung berfungsi untuk menutup dan membuka seluran bahan bakar dari tangki.
Bila jumlah bahan bakar di ruang bahan bakar telah mencapai ketinggian tertentu,
maka jarum pelampung akan menutup saluran dan sebaliknya, bila bahan bakar
telah berkurang maka pelampung akan turun dan jarum pelampung akan membuka
saluran bahan bakar dari tangki.
2)
Choke valve
Choke valve berfungsi untuk memperkaya campuran bahan bakar, terutama pada
saat engine dalam keadaan dingin. Untuk menghsilkan campuran yang kaya, pada
saluran masuk dipasang sebuah piringan (choke) yang dapat menutup saluran
melalui saluran utama. Pada saat choke valve ditutup, kevakuman yang terjadi
disaluran udara masuk akan “memaksa” bahan bakar lebih banyak keluar dari ruang
bahan bakar sehingga campuran menjadi kaya.
3)
Piston Valve (Thorttle Valve).
Secara umum piston valve mengatur besar kecilnya saluran venturi, tetapi
kalau kita lihat lebih jauh lagi, piston valve mengatur jumlah gas bahan bakar
yang masuk kedalam silinder engine.
Dilihat dari sisi ini maka fungsi piston valve adalah:
•
Merubah putaran engine.
•
Mempertahankan kecepatan engine (kendaraan) pada
beban yang berbeda.
Piston valve
dilengkapi dengan jarum skep (jet needle) yang berfungsi untuk mengatur jumlah
bahan bakar yang keluar dari saluran utama (main jet).
Jarum skep ini
memilii beberapa posisi pengaturan yang dapat digunakan untuk menambah atau
mengurangi pengeluaran bahan bakar dari saluran utama.
4)
Main Jet.
Main jet berfungsi untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar yang sesuai pada
semua tingkat keepatan engine putaran tinggi.
Hal ini
dimungkinkan oleh perubahan posisi piston valve. Semakin tinggi posisi piston
valve, maka semakin tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk jarum yang
tirus, maka semakin besar celah antara main jet dengan jarum skep, maka semakin
banyak bahan bakar yang akan keluar dari ruang bahan bakar.
5)
Slow Jet.
Saluran ini berfungsi untuk menyuplai bahan bakar kedalam silinder engine
pada saat engine dalam kondisi putaran langsam. Pada kondisi ini pison valve
dalam keadaan menutup rapat.
6)
Piston Valve Screw.
Sekrup ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya posisi piston valve
(gas) pada saat engine putaran langsam.
7)
Pilot Screw.
Secrup ini berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang masuk ke ruang
silinder sehingga diperoleh campuran yang tepat pada saat engine putaran
langsam.
8)
Pompa Akselerasi.
Pompa akselerasi berfungsi untuk menambah jumlah bahan bakar saat engine
mengalami perubahan kecepatan putaran, dari putaran rendah ke putaran tinggi.
Penambahan bahan bakar ini diperlukan, sebab pada saat piston valve terangkat
kevacuman akan turun sehingga suplai bahan bakar akan berkurang.
4. Cara Servis Karburator
Pada motor, karburator adalah suatu tempat dimana udara dan bahan bakar di
campurkan untuk menghasilkan gas yang nantinya akan dimasukkan keruang bakar untuk
di bakar dan menghasilkan tenaga.
Karburator ini juga memiliki bagian- baigan diantaranya adalah pelampung ,
mainjet skrup udara dan bensin throtlevale, pegas pengembali dll.
Karburator apabila tidak dibersihkan secara berkala juga berakibat kurang baik
bagi motor karena dapat mengganggu suplai gas yang dihasilkan juga berakibat
pada borosnya bensin,
Alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
No
|
Nama alat
|
Sepesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
Pemilik
|
1.
|
Kunci pas
ring
|
12mm
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
2.
|
Kunci pas ring
|
14mm
|
Buah
|
1
|
Bengel
|
3.
|
Kunci pas
ring
|
17mm
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
4.
|
Obeng min
(-)
|
-
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
5.
|
Obeng (+)
|
-
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
6.
|
Tang
|
-
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
7.
|
Sikat
|
-
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
8.
|
Wadah
|
-
|
Buah
|
1
|
Bengkel
|
Tabel 2.1. Peralatan yang Diperlukan dalam Pembongkaran Karburator
Langkah Pertama :
1)
Matikan keran bensin dan lepas keran dari
karburator dengan obeng.
2)
Lepas tebeng motor
3)
Lepas sambungan filter udara ke karburator
dengan obeng lalu lepas juga sambungan yang keleher angsa (intake manifold)
dengan kunci ring / pas tadi.
4)
Lepas karburator dan bawa ke nampan tadi
5)
Lepas semua komponen karburator, bak bensin
karburator terlebih dahulu lalu disusul dengan melepas pelampung dan mainjet.
6)
Lalu bersihkan tiap komponen dengan sikat tadi,
usahakan juga semprot dengan kompresor
7)
Setelah itu pasang kembali karburator seperti
semula sesuai tempatnya.
Langkah Kedua menyetel karburator :
1)
Putar ke kanan setelan angin sampai mentok
kemudian putar balik ke kiri untuk motor bebek 1,4 – 1,5 putaran dan untuk
motor sport sampai 2,5 putaran.
2)
Setel gas untuk putaran 3000 – 5000 rpm lalu
hidupkan mesin.
3)
Kemudian setel baud angin sampai posisi suara
mesin tertinggi atau suara knalpot tidak nembak walau sekecil apapun kira kira
antara 1,4 – 1,6 putaran untuk motor bebek, untuk motor sport dari 2,4 – 2,6
putaran.
4)
Jika sudah ketemu suara mesin tertinggi maka
turunkan setelan baud gas hingga posisi idle atau tidak mudah mati (900 -1100
rpm). Lalu cek sekali dua kali untuk di gas.
5)
Setelah posisi idle mesin tidak mati, maka motor
sudah dalam kondisi baik.
6)
Jangan lupa memasang tebeng motor kembali.
5. Cara Perawatan Karburator
Karburator vakum alias Karburator vakum (Constant Velocity) sudah jadi
standar motor keluaran terbaru. Bisa dilihat pada Yamaha Mio, Honda Vario,
Kawasaki Kaze ZX130, Suzuki Thunder, Suzuki Satria F-150. Teknologinya sudah
mengikuti teknologi karburator mobil, pertimbangannya pasti soal konsumsi bahan
bakar yang irit plus buka-tutup gas yang halus.
Gambar 2.4 Cara Perawatan Kaburator
Tapi, kinerja karburator vakum bisa terganggu kalau salah perawatan, cara
merawatnya berbeda dengan karburator konvensional. Misalnya tidak disarankan
buka boks filter udara. Memang awalnya tarikan terasa lebih cepat, tapi
kelamaan debu bisa menghambat gerakan skep. Skep di karburator vakum beda
karena bahannya dari resin dilapis teflon. Bandingkan dengan skep yang umum
dengan bahan logam berlapis krom. Gara-gara kena debu, skep jadi macet dan lama
kelamaan lapisan teflon tergores, hasilnya motor susah langsam/nggak stabil.
Bagian lain yang tak kalah sensitif adalah karet karburator vakum.
Posisinya ada di atas karbu dan ditutup lempengan besi. Waktu servis nggak
perlu dibuka karena kalau sampai salah rakit sehingga karet terjepit maka dapat
mengakibatkan kebocoran sehingga putaran mesin jadi ngaco. Karet vakum juga
nggak boleh kena bensin. Bisa melar atau paling parah tidak bisa digunakan
lagi.
Buat yang biasa korek karburator konvensional dengan reamer atau
memperbesar diameter venturi. Hal ini jangan dilakukan pada karburator vakum,
resikonya skep bisa oblak yang bisa berakibat mesin susah hidup.
Karburator CV bekerja dengan tekanan udara dari crankcase dan intake. Jadi
perhatikan kondisi selang vakum yang menuju karbu. Seumpama retak atau sobek,
langsung ganti baru karena mesin bakal susah hidup. Kondisi karet pemegang
karbu dan intake manifold tidak boleh ada kebocoran karena berimbas skep bakal
susah naik. Termasuk klep masuk yang tak lagi rapat pun bisa bikin daya isap ke
karbu vakum jadi melorot.
0 komentar:
Posting Komentar