Rem dan cara mengatasinya

Pengertian Rem
            Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun. Peranan rem sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya,  maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.
2.      Jenis-jenis rem
Rem dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a.       Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1.      Kelebihan rem cakram
            Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan  rem cakram pada keempat rodanya.



2.      Kekurangan rem cakram
            Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
b.      Rem tromol

Gambar 1. Rem tromol
1.      Kelebihan.rem.tromol
          Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy
.duty).dengan/bekerja/secara/maksimal.
2.         Kekurangan  rem     tromol
          Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harusmembuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu  atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
3.     Nama-nama bagian rem
A.     Rem Cakram
a)   Piringan rotor
b)   Selang rem
c)   Plat pengatur pad
d)   Plat momen
e)   Plat rem
f)     Pegas penahan pad                                         
g)   Pegas anti berisik
h)   Shim anti cicit
i)     Silinder rem
j)     Karet pelindung utama
k)   Perapat piston
l)     Piston
m)  Karet pelindung silinder
n)  Ring set
o)  Bushing lucur
p)  Karet pelindung (Boot
      1. Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram                      
1.      Piringan rotor
Untuk menjamin  pendiginan yang baik
2.      Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3.      Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4.      Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5.      Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6.      Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7.      Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8.      Shim anti cicit
      Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9.      Silinder rem
      Sebagai wadah dari pad rem





4.      Chassis

Gambar 2. Chassis kendaraan
Sistem chasis meliputi suspensi yang menopang axle, kemudian untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban dan rem untuk menghentikan jalanya kendaraan. Sistem-sistem berpengaruh langsung terhadap kenikmatan berkendaraan,stabilitas,stabilitas dan lain sebagainya.




5.      Sistem Rem

Gambar 3. Rangkaian sistem rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.





6.      Prinsip Rem

Gambar 4. Prinsip kerja rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.



7.      Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1.      Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.
2.      Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir       kendaraan.
3.      Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4.      Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect(reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk itu engine break tidak diterangkan






8.       Rem kaki
Gambar 5. Mekanisme rem kaki
      Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1.                  Rem hidraulis (hydraulic break)
2.                  Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond  lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
9. Mekanisme kerja
  A. Master Silinder

Gambar 6. Master silinder
       Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.                    
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.
B.     Boster Rem

Gambar 7. Boster rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma(memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intakemanifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuanboster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin dieselboster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating road).





C.     Katup Pengimbang

Gambar 7. Katup pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slipantara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.
10. Rem Cakram

Gambar 8. Rem cakram
Rem cakram  (disc brake) pada dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc).
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing action), daya pengreman itu sedikit dipengaruhi olehfluktualisi koefisien gesek yang manghasilkan kesetabil tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disctambahkan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien, juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah pada perawatannya penggantian pad.






B.     Piringan (disc)

Gambar 9. Disc brake
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama.



C.     Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan”semi metalik disc pad”.
Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad (batas yang diijinkan). Dengan dengan demikian mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung.
D.    Jenis-jenis Kaliper

Gambar 11. Jenis-jenis kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya:
1.      Type Fixed Caliper (double piston)
2.      Type Floating Caliper (single piston)
1.      Type Fixed Caliper (double piston)

Gambar 12. Type Fixed Caliper (double piston)
Kaliper dipasangkan tepat pada excel ataustrut. Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenisCaliper Fixed ini sudah jarang digunakan.
2.      Type Floating Caliper (single piston)

Gambar 13. Type Floating Caliper (single piston)
Seperti terlihat pada gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini menyebabkan caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya usaha tenaga pengereman.
3.      Type semi Floating (Tipe PS)
Gambar 14. Type semi Floating (Tipe PS)
Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pad torkue plit. Apabila rem bekerja maka body bergerak masuk dengan adanya gerak piaton. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagaikan luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen kepada arah putaran. Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliperini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan memenuhi syarat semua perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan pada cakram belakang yang rem parkirnya terpasang didalamnya.
4. Type Full-floating
a. Type FF
Seperti diperlihatkan gambar di bawah, tipe FF mempunyai caliper yang ditunjang olehtorque plat sedemikian rupa sehingga memungkinkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar.
b.       Tipe FS
Kaliper tipe ini dipasang menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plat yang di buatkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Kaliper dan dua pin digerakan pada caliper satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)dari iner dan outer pad diterima oleh torqueplat dan demikian momen (torque) tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya, bagian yang meluncur (slinding section ) pada caliper (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan desain yang dapat menambah pada bagian ini. Tipe FS agak kurang terseretnya tipe FF dan sering digunakan pada rem-rem depan kendaran mewah
.
c.       Tipe AD
Seperti diperhatikan gambar dibawah ini, main pin pada tipe ini adalah press-fitted pada torque plat bersama dengan sub pin yang di buatkan. Stainles steep plat(suatu shim untuk mengurangi bunyi squel plat) dipasang pada plat yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunakan pada rem dalam kendaran ukuran menengah.
d.      Type PD
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibuat pada torque plat. Tipe PD ini pada rem depan kendaraan penumpang yang ukurannya kecil.
Pemeriksaan
1.      Periksa keausan pad rem
a.       Ukuran ketebalan pad rem
Jika kurang dari atau mendekati 1.0 mm gantilah pad-padnya
b.      Jika keausan pad tidak merata atau ada kerusakan, mintalah petunjuk pada instruktur.
2.      Periksa mekanisme pen luncur kaliper.
Jika ada kerusakan, kaliper perlu di overhaul mintalah petunjuk pada instruktur anda.
3.      Periksa tebal piringan
a.       Bersihkan permukaan piringan dengan menggunakan kain lap.
b.      Ukur tebal  piringan. Jika kurang dari minimum, piringan harus diganti baru. Mintalah petunjuk dari instruktur anda.
Pemasangan
1.            Pasanglah pad rem
a.          Bersihkan permukaan plat penahan dimana pad piringan akan dipasang.
b.         Pasanglah dengan betul plat penunjang (1), plat pengantar pad (2), dan plat pegas anti berisik (3), pada plat momen 
c.          Bersihkan permukaan pad rem menggunakan amplas tetapi jangan terlalu keras.
d.         Sambil mendorong pegas (3) ke atas, pasang pad luar beserta simnya (5) pada plat penahan.
e.          Pasang pad dalam pada plat momen sama seperti memasang pad luar.
2.            Pasang kembali kaliper
a.          Apabila pad baru akan dipasang keluarkan sebagian minyak rem pada reservoir karena kalau tidak, minyak rem akan meluap pada waktu piston didorong masuk kembali dan minyak rem bertambah pada reservoir.
b.         Dengan menggunakan gagang palu, tekan piston masuk.
Gantilah pad satu persatu sebab ada kemungkinan piston yang ada dibagian lain
kaliper akan keluar.
c.          Masukkan kaliper secara hati-hati sehingga boots piston tidak terjepit.
d.         Pegang kepada subpen dengan kunci kemudian kencangkan baut-baut kaliper pada momen spesifikasi.
e.          Setelah kaliper dipasang perhatikan bahwa boots pada pen utama dan sub pen terpasang dengan sempurna tanpa terpuntir.
Pemasangan kaliper
3.               Stel ketinggian minyak rem di dalam reservoir master silinder.
     Lihat bagian pemeriksaan dan penyetelan tinggi permukaan minyak rem pada pasal sebelum ini.
4.               Periksa pemasangan pad rem. Tekan pedal rem sekali dan lepaskan. Roda harus berputar dengan bebas.
 Walau pad sedikit menyentuh piringan pada waktu rem dilepas, hal ini tidak menyebabkan keausan yang berarti.
5.            Pasang roda dan kencangkan roda menggunakan kunci moment sesuai spesifikasi yaitu 12-14 Kgs.
BAB III
PEMBAHASAN
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai            dengan            persyaratan.
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder         Roda   (Wheel cylinder)

Fungsinya adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda.bebas.
b)Sepatu.Rem,(Brake,shoe)



Berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.
c)         Pegas,pengembali,(Return.Spring)
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada
.saat.tekanan
silinder
.roda.turun.
d)         Backing
.Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai
.dudukan.silinder,roda.
-MODEL
.REM.TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
1.                  Model.leading,trailling,Shoe
Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan
,sepatu.kanan,disebut,trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya.
b)Model,two–leading
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
c)Model dual two–leading


Kontruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.
d)Model,Uni,Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan

sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.

e)Model.Duo,Servo




Kontruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.

0 komentar:

My Instagram