BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Rem dirancang untuk
mengurangi kecepatan ( memperlambat ) dan menghentikan kendaraan atau
memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada
kendaraan dan berfungsi sebagai perangkat keselamatan dan menjamin pengendaraan
yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan
kebutuhan sangat penting untuk keamanan kendaraan dan juga dapat berhenti di
tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan
aman.
Kendaraan tidak dapat
berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan [tidak dihubungkan] dengan
pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus
dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin
merubah energy panas menjadi energi kinetis [energi gerak] untuk menggerakkan
kendaraan. Sebaiknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas
untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman [braking effect]
diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.
Selanjutnya adakalanya
engine brake digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan breaking effect
[reaksi pengereman] ditimbulkan oleh tekananan putaran dari mesin itu sendiri
tidak ada peralatan khusus yang diperlukan.
Rem kaki [foot brake]
dikelompokkan menjadi dia tipe yaitu hidrolis dan rem pneumatik. Rem hidrolis
dan rem pneumatik rem hidrolis lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan
tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Rem hidraulis juga mempunyai
konstruksi yang khusus. Dengan adanya keuntungan tersebut, re mini hidraulis
banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan. Sistem rem pneumatik
termasuk kompresor atau sejenisnya yang menghasilkan udara bertekanan yang
diganakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan
pada kendaraan berat seperti truk besar dan bus.
Master silinder: master
silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder
terdiri dari reservoik taut, yang berisi minyak rem, demikian juga piston, dan
silinder, yang mengakibatkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe
tunggal dan tipe ganda [tandan] master silinder tipe ganda (tandan type master
silinder) banyak digunakan disbanding tipe tunggal [single type]. Pada master
silinder tandan, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu sistem tidak
bekerja maka sistem lainnya akan telah berfungsi dengan baik sehingga
pengereman masih bisa berlangsung. Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang
pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Boster
[brake booster] melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya
pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.
Boster rem dapat dipasang
menjadi satu dengan master silinder (tipe integrant) atau dapat juga dipasang
secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan
penumpang dan truk kecil. Boser rem mempunyai diaphram yang bekerja dengan
adanya perbedaan, tekanan antara tekanan atmosfir dan kevacuman yang dihasilkan
dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan
diaphram untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang
minimum. Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang.
Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar,
tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan boster.
Untuk
kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa
vacum karena kevacuman yang terjadi pada untuk manifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphragm,
reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi menjadi
bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang di batasi dengan
membran dan piston boster. Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam
ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan
sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem mamulai batang penggerak katup.
II.
TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis tentang sistem rem dan
prosedurperbaikannya, serta memberikan tambahan wawasan kepada para pembaca
untuk lebih memahami
fungsi rem sebagai piranti yang sangat penting pada
kendaraan. Dengan bertambahnya wawasan kita tentang fungsi rem dan kinerja pada
kendaraan maka diharapkan dapat membantu kita selamat selama berkendara di
jalan raya.
III.
PERMASALAHAN
Banyaknya jenis rem yang
ada, serta adanya penyesuaian penggunaan sistem rem pada kendaraan
terentumengakibatkan pengendara sering melakukan kesalahan dalam hal
pengereman. Karena setiap jenis rem menggunakan kinerja yang berbeda-beda, hal
ini dapat menyebabkan munculnya masalah saat berkendara di jalan raya.
IV.
PEMBATASAN
MASALAH
Supaya terdapat kejelasan
dalam penyusunan laporan ini, maka penulis membatasi masalah pada sistem rem
tromol yang umum digunakan pada kendaraan. Dalam laporan ini penulis membahas
tentang bagaimana kinerja komponen-komponen rem tromol dan prosedur perbaikan
jika terjadi kerusakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan
(memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat
memparkir kendaraan ditempat yang menurun. Peranan rem sangat penting dalam
sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan
sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami
blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan
penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan
terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang
remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.
2. Jenis-jenis rem
Rem
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Rem
cakram
Mobil
modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti
seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap
penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.
Rem
cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal
untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin
berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram
yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh
piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan
rem cakram
Rem
cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan
menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan
terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram
dapat menerjang banjir.
Kemudian
rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang
juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki
lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.
Kegunaan
rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong
untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang
sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini
telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan
rem cakram
Rem
cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan
lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak
komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab
itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
b. Rem
tromol
Gambar 1. Rem tromol
1. Kelebihan.rem.tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy.duty).dengan/bekerja/secara/maksimal.
2. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harusmembuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy.duty).dengan/bekerja/secara/maksimal.
2. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harusmembuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
3. Nama-nama bagian rem
A. Rem
Cakram
a) Piringan
rotor
b) Selang
rem
c) Plat
pengatur pad
d) Plat
momen
e) Plat
rem
f) Pegas
penahan
pad
g) Pegas
anti berisik
h) Shim
anti cicit
i) Silinder
rem
j) Karet
pelindung utama
k) Perapat
piston
l) Piston
m) Karet
pelindung silinder
n) Ring
set
o) Bushing
lucur
p) Karet
pelindung (Boot
1.
Fungsi-fungsi Bagian Rem
Cakram
1. Piringan
rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang
rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat
pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat
momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad
rem
Untuk
menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas
penahan pad
Untuk
menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas
anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak
berisik
8. Shim
anti cicit
Untuk
menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder
rem
Sebagai
wadah dari pad rem
4. Chassis
Gambar 2. Chassis kendaraan
Sistem chasis meliputi suspensi yang
menopang axle, kemudian untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban
dan rem untuk menghentikan jalanya kendaraan. Sistem-sistem berpengaruh
langsung terhadap kenikmatan berkendaraan,stabilitas,stabilitas dan lain
sebagainya.
5. Sistem Rem
Gambar 3. Rangkaian sistem rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan
(memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat
yang menurun. Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga
dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan
baik dan aman.
6. Prinsip Rem
Gambar 4. Prinsip kerja rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin
dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dapat di kurangin dengan maksud menurunkan
kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi
kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek.
7. Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat
digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1. Rem
kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
kendaran.
2. Rem
parkir (parking break) digunakan terutama untuk
memarkir kendaraan.
3. Rem
tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki)
yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan
ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect(reaksi
pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada
khusus yang diperlukan, untuk itu engine break tidak
diterangkan
8. Rem kaki
Gambar 5. Mekanisme rem kaki
Rem
kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem
hidraulis (hydraulic break)
2. Rem
panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih
cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus dan handal (superior
design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis
banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis
yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah
daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat
seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis
menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan
menimbulkan daya pengereman.
9.
Mekanisme kerja
A.
Master Silinder
Gambar 6. Master silinder
Master
silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master
silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem,
demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua
tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak
digunakan dibandingkan tpe tunggal.
B. Boster Rem
Gambar 7. Boster rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi
tidak cukup kuat untuk segerah menghentikan kendaraan. Boster rem
melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih
besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type
integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu
sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma(memberan)
yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan
kevakuman yang dihasilkan dari dalam intakemanifold mesin.
Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya
pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi
dikarenakan satu dan lain hal, boster rem dirancang sedemikian
rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem
akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat
direm normal tanpa bantuanboster. Untuk kendaran yang digerakkan
oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan
pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada
mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster
body dibagi menjadi
bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan variasi),
dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme
katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup
vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem
melalui batang penggerak katup (valve operating road).
C. Katup Pengimbang
Gambar 7. Katup pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban
dan ditambah jalan. Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya
kendaran yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat
dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat
gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia,
dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama
terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slipantara
ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar
dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang
seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini
sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga
sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada
roda belakang atas tersebut disebut katup pengembali (proportioning valve)
atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan
hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya
cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh
dari load silinder and proportioning valve (LSPV) yang merubah
tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P
dan BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa
melalui katup P bila system rem dapat tidak berfungsi, katup decelaration
sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split
point sesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan
lainnya.
10.
Rem Cakram
Gambar 8. Rem cakram
Rem cakram (disc brake) pada
dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari besi tuang (disc rotor)
yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad)
yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya
gesekan antara disc pad dan cakram (disc).
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi
energi sendiri (self energizing action), daya pengreman itu sedikit dipengaruhi
olehfluktualisi koefisien gesek yang manghasilkan kesetabil tinggi.
Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi
panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan
ukuranya. Ukuran disctambahkan tekanan hidraulis yang
lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien, juga pad akan lebih
cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi yang
sederhana mudah pada perawatannya penggantian pad.
B. Piringan (disc)
Gambar 9. Disc brake
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor)
dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang
untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan
berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik,kedua-duanya untuk mencegah
fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama.
C. Pad Rem
Pad (disc
pad) biasanya dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi. Tipe
ini disebut dengan”semi metalik disc pad”.
Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad
(batas yang diijinkan). Dengan dengan demikian mempermudah pengecekan keausan
pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut
dengan anti-sequal shim) dipasang pada sisi piston dari pad untuk mencegah
bunyi disaat pengereman berlangsung.
D. Jenis-jenis Kaliper
Gambar 11. Jenis-jenis kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body,
memanggang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan
ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya:
1. Type Fixed
Caliper (double piston)
2. Type Floating
Caliper (single piston)
1. Type Fixed
Caliper (double piston)
Gambar 12. Type Fixed Caliper (double
piston)
Kaliper dipasangkan tepat pada excel ataustrut.
Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan caliper dilengkapi
dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston
secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin
dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena
silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit
tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak.
Untuk mengatasi hal tersebut jenisCaliper Fixed ini sudah jarang
digunakan.
2. Type
Floating Caliper (single piston)
Gambar 13. Type Floating Caliper
(single piston)
Seperti terlihat pada gambar piston banyak ditempatkan
pada satu sisi caliper saja. Tekanan hidraulis dari master silinder
mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram).
Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini
menyebabkan caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan
terjadinya usaha tenaga pengereman.
3. Type semi
Floating (Tipe PS)
Gambar 14. Type semi Floating (Tipe PS)
Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen
pad torkue plit. Apabila rem bekerja maka body bergerak
masuk dengan adanya gerak piaton. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad
bagaikan luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen kepada arah putaran.
Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliperini
cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan memenuhi syarat semua perawatan dan
memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan pada cakram belakang
yang rem parkirnya terpasang didalamnya.
4. Type
Full-floating
a. Type FF
Seperti diperlihatkan gambar di bawah, tipe FF
mempunyai caliper yang ditunjang olehtorque plat sedemikian rupa
sehingga memungkinkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar.
b. Tipe
FS
Kaliper tipe ini dipasang menggunakan dua pin (main
pin dan sub pin) pada torque plat yang di buatkan pada caliper
itu sendiri, seperti pada gambar. Kaliper dan dua pin digerakan pada caliper
satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force)dari iner dan outer pad
diterima oleh torqueplat dan demikian momen (torque)
tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya, bagian yang meluncur (slinding section )
pada caliper (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini
merupakan desain yang dapat menambah pada bagian ini. Tipe FS agak kurang
terseretnya tipe FF dan sering digunakan pada rem-rem depan kendaran mewah
.
c. Tipe
AD
Seperti diperhatikan gambar dibawah ini, main pin pada
tipe ini adalah press-fitted pada torque plat bersama
dengan sub pin yang di buatkan. Stainles steep plat(suatu shim
untuk mengurangi bunyi squel plat) dipasang pada plat yang
bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini
digunakan pada rem dalam kendaran ukuran menengah.
d. Type PD
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada
main dan sub pin saja yang dibuat pada torque plat. Tipe PD ini
pada rem depan kendaraan penumpang yang ukurannya kecil.
Pemeriksaan
1. Periksa
keausan pad rem
a. Ukuran
ketebalan pad rem
Jika
kurang dari atau mendekati 1.0 mm gantilah pad-padnya
b. Jika
keausan pad tidak merata atau ada kerusakan, mintalah petunjuk pada
instruktur.
2. Periksa
mekanisme pen luncur kaliper.
Jika
ada kerusakan, kaliper perlu di overhaul mintalah petunjuk pada
instruktur anda.
3. Periksa tebal
piringan
a. Bersihkan
permukaan piringan dengan menggunakan kain lap.
b. Ukur
tebal piringan. Jika kurang dari minimum, piringan harus diganti
baru. Mintalah petunjuk dari instruktur anda.
Pemasangan
1. Pasanglah
pad rem
a. Bersihkan
permukaan plat penahan dimana pad piringan akan dipasang.
b. Pasanglah
dengan betul plat penunjang (1), plat pengantar pad (2), dan plat pegas anti
berisik (3), pada plat momen
c. Bersihkan
permukaan pad rem menggunakan amplas tetapi jangan terlalu keras.
d. Sambil
mendorong pegas (3) ke atas, pasang pad luar beserta simnya (5) pada plat
penahan.
e. Pasang
pad dalam pada plat momen sama seperti memasang pad luar.
2. Pasang
kembali kaliper
a. Apabila
pad baru akan dipasang keluarkan sebagian minyak rem pada reservoir karena
kalau tidak, minyak rem akan meluap pada waktu piston didorong masuk kembali
dan minyak rem bertambah pada reservoir.
b. Dengan
menggunakan gagang palu, tekan piston masuk.
Gantilah
pad satu persatu sebab ada kemungkinan piston yang ada dibagian lain
kaliper
akan keluar.
c. Masukkan
kaliper secara hati-hati sehingga boots piston tidak terjepit.
d. Pegang
kepada subpen dengan kunci kemudian kencangkan baut-baut kaliper pada momen
spesifikasi.
e. Setelah
kaliper dipasang perhatikan bahwa boots pada pen utama dan sub
pen terpasang dengan sempurna tanpa terpuntir.
Pemasangan
kaliper
3. Stel
ketinggian minyak rem di dalam reservoir master silinder.
Lihat
bagian pemeriksaan dan penyetelan tinggi permukaan minyak rem pada pasal
sebelum ini.
4. Periksa
pemasangan pad rem. Tekan pedal rem sekali dan lepaskan. Roda harus berputar
dengan bebas.
Walau
pad sedikit menyentuh piringan pada waktu rem dilepas, hal ini tidak
menyebabkan keausan yang berarti.
5. Pasang
roda dan kencangkan roda menggunakan kunci moment sesuai spesifikasi yaitu
12-14 Kgs.
BAB III
PEMBAHASAN
Rem tromol adalah
salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan
tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel
cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan
belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan.
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder Roda (Wheel cylinder)
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder Roda (Wheel cylinder)
Fungsinya adalah
untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam
silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari
konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal
diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel
silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan
selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda
berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula
oleh tarikan pegas, roda.bebas.
b)Sepatu.Rem,(Brake,shoe)
Berfungsi untuk
menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar brake shoe terbuat
dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.
c) Pegas,pengembali,(Return.Spring)
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada.saat.tekanan
silinder.roda.turun.
d) Backing.Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai.dudukan.silinder,roda.
-MODEL.REM.TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada.saat.tekanan
silinder.roda.turun.
d) Backing.Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai.dudukan.silinder,roda.
-MODEL.REM.TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
1.
Model.leading,trailling,Shoe
Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan,sepatu.kanan,disebut,trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya.
Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan,sepatu.kanan,disebut,trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya.
b)Model,two–leading
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
c)Model dual two–leading
Kontruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda
yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini
baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.
d)Model,Uni,Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan
sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.
e)Model.Duo,Servo
Kontruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua
buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.
BAB IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Sistem rem merupakan piranti yang sangat
penting untuk keselamatan kendaraan. Karena dengan adanya sisem rem
memungkinkan pengendara memarkir kendaraan walaupun pada jalan menurun.
Pemeriksaan dan perawatan sistem rem yang baik dapat memberikan kenyamanan pada
pengendara dalam menggunakan kendaraannya, terutama pengendara yang sering
menggunakan kendaraan untuk perjalanan jauh dan jalan yang curam atau ekstrim.
II.
Saran
Sesuaikan jenis rem dengan kendaraan yang
digunakan. Jangan membuat pembaharuan sistem rem kendaraan hanya karena
mendengar bahwa sistem re mini atau itu lebih baik. Karena jika tidak sesuai
dengan jenis kendaraan yang digunakan maka sistem rem tidak dapat berfungsi
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa Bandung,”Chasis dan Pemindah Tenaga” Bandung, 1999.
Depdikbud “Praktek Chasis dan Body” Jakarta, 1979.
VEDC “Modul
Pelatihan Otomotif”, Malang, 2000.
Id.shvoong.com/products/auto/2131330-pemeriksaan-pembersihan-penyetelan-rem-tromol/
0 komentar:
Posting Komentar