Laporan Makalah Kopling


BAB I
PENDAHULUAN
I .         LATAR BELAKANG
            Pemindahan tenaga dari mesin kesisitem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Disamping itu, kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin.
            System pemindahan tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling, transmisi defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan komponennya ( Clutch Assembly ), terletak pada ujung paling depan dari system pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke system pemindah tenaga. Dengan adanya kopling, maka saat tidak diperlukan tenaga gerak, maka tidak perlu harus mematikan sumber gerak (mesin).
            Kopling adalah suatu komponen yang sangat penting dalam mesin transmisi manual, maka perawatan pada kopling harus dilakukan dengan baik dan teratur agar kita bisa memindahkan gigi dengan baik dan lembut, karena jika tidak maka kopling tidak dapat beroperasi dengan baik, dan pada saat memindahkan gigi hendaknya jangan terlalu sering menggantungkan kopling, karena bisa memperpendek umur kampas kopling.
            Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin, diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kopling memiliki fungsi yang sangat besar bagi kendaraan, antara lain:
1.      Untuk memutus dan menghubungkan putaran dari flywheel ke poros input transmisi
2.      Untuk memperlembut pemindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.      Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah koling adalah:
1.      Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2.      Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3.      Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4.      Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
II.        TUJUAN
            Tujuan penyusunan laporan tentang system kopling ini adalah, untuk memberikan penambahan wawasan untuk para pembaca dan untuk penulis sendiri dalam memahami tentang prinsip kerja dan fungsi komponen unit kopling, sehingga dapat melakukan perawatan dan perbaikan sendiri terhadap komponen penting kendaraan.
III.       PERMASALAHAN
            Pemakaian kopling yang tidak baik dan benar menyebabkan umur kampas kopling tidak bertahan lama. Kopling juga dapat menimbulkan beberapa kerusakan apabila kita mengabaikan kopling seperti: kopling menimbilkan bunyi, bergetar, macet, gigi sukar dipindahkan tekanan berkurang karena kebocoran pada pipa hidrolik, atau angin masuk ke dalam pipa hidrolik yang membuat kita tidak nyaman dalam berkendara, berikut kita akan membahas sedikit tentang cara kerja kopling pada mobil Honda Ferio yaitu pada saat pedal kopling melalui nepel (pipa) dan diteruskan ke release fork dan release fork akan mendorong release bearing dan release menekan diafragma spring dan diafragma spring akan menarik pressure plate, karena presure plate tertarik kebelakang maka putuslah hubungan anta kampas kopling dengan presure plate, barulah kita pindah gigi sesuai yang dibutuhkan mobil, dan saat pedal kopling di lepas maka hilanglah tekanan hidrolik tadi dan mengakibatkan bersatunya antara kampas kopling dengan presure plate, maka berputarlah presure plate bersamaan dengan kampas kopling yang berputar sendiri saat pada kopling di tekan, dan putaran diteruskan ke poros input.
IV.       PEMBATASAN MASALAH
            Pada penyusunan laporan ini penulis membatasi permasalan pada bagaimana merawat dan menyetel komponen unit pengoperasian kopling pada sebuah kendaraan.

BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Kopling
                   Kata kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah couple, artinya pasangan. Namun pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan coupling di luar negeri. Kopling di negara kita lebih identik dengan clutch. Pengertian coupling pada kendaraan bermotor adalah hubungan antara engkol dan roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga mesin.
            Kopling adalah komponen  motor yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.
Kopling dan Fungsinya
Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang menghubungkan/meneruskan atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan gigi.
Dengan kata  lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.   Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan  lembut.
2.   Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
3.   Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.

Kopling adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat / sistem yang merupakan bagian dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untukmemindahkan, memutus dan menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan cepat.

Gambar 1.  Kopling / Clutch
Pada bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor ke unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigi transmisi dapat dilakukan, koling juga memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam posisi netral.

Gambar 2. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing . Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut :

a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusandan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b)  Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara flywheel  dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c)       Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
Jenis- jenis Kopling
               Secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu :
Kopling Tetap
                   Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadi selip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis lurus atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.
Syarat syarat kopling tetap :
1.      Pemasangan yang mudah dan cepat
2.      Ringkas dan ringan
3.      Aman pada putaran tinggi
4.      Tidak ada atau sesedikit mungkin bagian yang menjorok (menonjol)
5.      Dapat mencegah pembebanan lebih
6.      Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya terjadi pemuaian karena panas, dll.

Macam-macam kopling tetap
                         Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros, kopling luwes (fleksibel) yang sedikit ketidak lurusan sumbu.  poros, dan kopling universal yang dipergunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar.
        Adapun macam-macam kopling tetap adalah sebagai berikut :
a.                  Kopling Fluida
Suatu kopling yang meneruskan daya melalui fluida sebagai zat perantara. kopling ini disebut kopling fluida, dimana antara kedua poros tidak terdapat hubungan mekanis. Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dandaya besar. keuntungan dari kopling ini adalah bahwa getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pada pembebanan lebih, penggerak mulanya tidak akan terkena momen yang melebihi batas kemampuan.

Gambar 3. Bagan kopling fluida
Umur mesin dan peralatan yang dihubungkan akan menjadi lebih panjang dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa diameter poros juga dapat diambil lebih kecil. Start dapat dilakukan lebih mudah dan percepat dapat berlangsung dengan halus, karena kopling dapat diatur sedemikian rupa hingga penggerak mula diputar terlebih dahulu sampai mencapai momen maksimumnya dan baru setelah itu momen diteruskan kepada poros yang digerakan. Jika beberapa kopling fluida dipakai untuk menghubungkan beberapa penggerak mula secara serentak, distribusi beban yang merata di antaramesin-mesin penggerak mula tersebut dapat diperoleh dengan mudah.
            Penggerak mula yang umumnya dipakai adalah motor induksi.  Motor ini digolongkan atas 2 tipe menurut rotornya yaitu : motor dengan lilitan dan motor dengan sangkar pada rotornya. rotor sangkar dapat dibagi atas rotor sangkar bajing (squirrel cage), dan sangkar bajing khusus. Ada pula kopling fluida dengan penyimpan minyak didalam sirkit aliran minyak, serta kopling kembar yang merupakan gabungan antara dua kopling fluida dengan sirkit aliran minyak yang terpisah.

            Gambar 4.  Macam-macam kopling fluida
Momen yang diteruskan dikendalikan dengan mengatur jumlah minyak didalam sirkuit, dan pada kopling yang terakhir pengendalian dilakukan dengan menghalangi sebagian dari sirkirt aliran fluida dengan plat penghalang. Cara yang terakhir ini dipakai pada kopling dengan kapasitas besar dan mesin berputaran tinggi.
b.                                      Kopling Kaku
                Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris. kopling ini dipakai pada poros mesin transmisi umum dipabrik-pabrik. kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat daribesi cor atau baja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya. dalam beberapa hal naf dipasang pada poros dengan sambungan pres atau kerut.

Gambar 5.  Macam-macam kopling tetap
Kopling kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum baut-baut flens dikeraskan. Untuk dapat menyetel lurus kedua sumbu poros secara mudah, permukaan Flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan permukaan flens yang menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling mengepas. bagian yang harus diperiksa adalah baut.   Jika antara ikatan kedua flens dilakukan dengan baut-baut pas, dimana lubang lubangnya dirim, maka meskipun di usahakan ketelitian yang tinggi, distribusi tegangan geser pada semua baut tetap tidak dapat dijamin seragam. Makin banyak jumlah baut yang dipakai, makin sulit untuk menjamin keseragaman tersebut. sebagai contoh dalam hal kopling yang mempunyai ketelitian rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang menerima seluruh beban transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus. Jika setelah baut itu putus terjadi lagi pembebanan pada satu baut, maka seluruh baut akan mengalami hal yang sama dan putus secara bergantian.
c.                   Kopling Karet Ban
                     Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik.
         Untuk menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban. Kopling ini dapat berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang dihubungkannya tidak benar-benar lurus. kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi.
            Meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas-batas tertentu seperti gambar di bawah ini :

Gambar 6.  Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada kopling karet ban
Komponen Utama Kopling
Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor, roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling ( rivet ).

Gambar 7.  Kontruksi plat kopling dan kelengkapannya
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi.
Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling ( facing  )  dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat tak selerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper.
Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber  dumper dan torsion spring dumper 
Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling.  Salah satu sisinya ( sisi yang berhubungan dengan plat kopling ) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. Jumlah pegas ( kekuatan tekan ) disesuaikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.

Gambar 8.  Unit plat penekan

Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan hubungan ( tuas tekan ). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola, bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas tekan.

Gambar 9.  Mekanisme penggerak kopling
Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya mempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.

Gambar 10.  Rumah kopling
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover  dan corded strap drive type clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap  (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded  strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
Macam Kopling Menurut Cara Kerja
Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.
            Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :
   Pump impeller : merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida.
   Turbin runner : adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolisfluida yang dibangkitkan pump impeller.
   Stator : adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian umit kopling
1.                  Konsep dasar fungsi dan kerja komponen pengoperasian unit kopling
                     Seperti telah dijelaskan didepan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu system mekanik dan system hidrolik. System mekanik untuk memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit (Throwout lever). Sementara pengoperasian system hidrolik tenaga disalurkan melalui minyak rem yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mengoperasikan kopling.

Gambar 11. Pedal Kopling Sistem Mekanik
Pengoperasian unit kopling system mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakkan tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan.
Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma.
System yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 12. Pedal Kopling Sistem Hidrolis.
Pengoperasian kopling system hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pad amaster silinder dan selanjutnya mendorong tuas  pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan system pemindah tenaga.
Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma.
Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti terlihat pad gambar 13 berikut ini.

Gambar 13. Master Silinder Kopling Hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penammpung minyak hidrolisnya (Reservoir) terpisah dan dihugungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembali plunger (return spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam system tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalaui katup check (check valve). Dengan demikian minyak hidrolis pada system akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam system operasional kopling hidrolis akan menyebabkan langkah ttekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakkan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan  berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke system pemindah tenaga tidak dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas koplling melalui push rod. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 14 berikut ini:

Gambar 14. Silinder Kopling Sistem Hidrolis
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari system hidrolis. Seperti diketahui bila system hidrolis kemasukan udara, maka system akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silinder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistim hidrolis.
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastic untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk ke silinder kopling.

Gambar 15. Perbandingan Unti Kopling Sistem Booster
System pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasi-kan kopling. Perlengkapan ini dioperasikanmenggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacuum yang dipasang pada sisi belakang alternator.
Untuk membandingkan antara system yang pakai boster dengan system yang tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar 15. Keduanya menggunakan system hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave sedangkan konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling dapat dilihat pada gambar 16 berikut ini:

Gambar 16. Boster Kopling Hidrolis










BAB III
PEMBAHSAN MASALAH
Pemeliharaan dan penyetelan unit kopling dan komponen pengoperasian
Pemeliharaan atu sering disebut dengan maintenance bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menhindari terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada system ini akan berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh.
Proses perawatan unit kopling dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit kopling dan komponen pengoperasiannya mengalami permaslahan. Penyetelan merupakan prosedur agar suatu system dapat bekerja secara optimal.
1.                  Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling system mekanis.
            Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal tidak diinjak sampai melalui menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak menyentuh unit kopling yang berpuar bersama mesin. Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya.
            Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling system mekanik adalah member pelumasan dan melakukan penyetelan.


Gambar 17. Perawatan dan Penyetelan Kopling Sistem Mekanik.
Pada bagian kait perlu dilumaskan menggunakan greeze, untuk menghindarkan keausan pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar tersebut terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup yang tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan. Oleh karena itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam buku manual.
Cara penyetelannya unuk yang system mekanik, adalah sebagai berikut;
1.                  Siapkan alat yang diperlukan.
2.                  Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
3.                  Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
4.                  Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
5.                  Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil. Atau keraskan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih besar dari spesifikasi.
6.                  Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan spesifikasi.
7.                  Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum naik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh hasil yang baik.
8.                  Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.
9.                  Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling system hidrolis
            Unit kopling dan komponen operasional dengan system hidrolis pemeliharaannya agak lebih rumit dibandingkan yang system mekamik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan mudah.
            Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan melihat jumlah kilometer perjalananya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila sudah berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu penggantian, maka minyak perlu diganti dengan yang baru.
Prosedur penggantian minyak hidrolis kopling adalah sebagai berikut:
1.                  Siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru, kunci bleeding, slang elastic kecil, dan penampung minyak hidrolis.
2.                  Kendorkan baut bleeder.
3.                  Pasang pipa elastic diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak hidrolis.
4.                  Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
5.                  Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
6.                  Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastic keluar minyak yang baru. Jaga minyak yang di reservoir agar tidak kehabisan.
7.                  Saat diketahui yang keluar pada pipa elastic sudah minyak yang baru, pedal pertahankan pada posisi tertekan.
8.                  Keraskan baut bleeder, dan pompalah pedal kopling.
9.                  Tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakkan tuas pembebas kopling, berarti system kemasukan udara.
10.              Maka lakukan pemblidingan terhadap system kopling sampai udara keluar dari system.
11.              Ulangi langkah 9. Hingga memperoleh penekanan yang baik.
12.              Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum, dan pasang tutup reservoir.
13.              Bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan.
Selanjutnya proses penyetelan kopling dengan pengoperasian system hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
1.                  Siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan.
2.                  Menyetel kebebasan pedal kopling, seperti terlihat pada gambar 17 beerikut ini.

Gamabar 17. Penyetel pedal kopling system hidrolis.
3.                  Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
4.                  Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual.
5.                  Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
6.                  Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master silinder.
7.                  Penyeelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 18. Menyetel kebebasan bantalan tekan.
8.                  Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
9.                  Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual.
10.              Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
11.              Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.
12.              Gejala kerusakan kopling
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly)
1.                  Kopling slip
2.                  Bergetar
3.                  Gerakan kendaraan yang mengejut
4.                  Suara berisik yang tidak lazim
5.                  Tidak ada gerakan
BAB IV
PENUTUP
I.                   Kesimpulan
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi  untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan komponennya ( clutch assembly ), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( engine ) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling ( clutch)diteruskan ketransmisi ( gear box ) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial ( final drive ).komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah driven plate ,pressure plate , pressure plate lever , clutch release atau throwout bearing , throwout lever  . terdapat dua macam kopling gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda.  Kopling gesek plat tunggal banyak dipergunakan pada kendaraan roda empat.
Sedangkan koplinggesek plat ganda banyak dipergunakan pada sepeda motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan disalurkan melalui kopling.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudidengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolis. komponen  pengoperasian kopling  sistem mekanik adalah  pedal kopling  , kabel kopling , batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas ,pegas pengendali pedal kopling . sedangkan komponen  pengoperasian kopling  sistem hidrolis adalah master silinder kopling , pipa hidrolis , silinder kopling  , boster kopling .

II.                Saran
         Semoga makalah berikutnya lebih baik dari apa yang telah saya laksanakan pada tahun ini, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi adik-adik  yang membutuhkanmakalah ini.












DAFTAR PUSTAKA








0 komentar:

My Instagram