Pengertian Orang tua
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak,
dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang
tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya
adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Menurut Thamrin Nasution, orang tua
merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan
ibu.Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan orang dewasa yang membawa anak ke
dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan
mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan
pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua
kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan
sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
2. Kelalaian orang tua dalam membimbing anak
Mungkin sudah tak heran lagi bagi
kita apabila,kita melihat anak-anak abg melakukan hal yang tidak sewajarnya dia
lakukan.mungkin jaman dulu wanita masih punya rasa malu,rasa risih dan masih
punya akal yang jernih..
tapi itu wanita jaman dulu,bukan jaman sekarang..
lalu apa bedanya wanita dulu dan sekarang...?
mudah sekali jawabanya,sebagian wanita jaman sekarang sudah tidak punya rasa malu,rasa risih dan tidak punya akal yang jernih..
mungkin anda akan bertanya, apa buktinya...?
ok,baiklah saya akan beritahu jawabanya....
kehidupan ABG masa kini sungguh sangat memprihatinkan,ABG masa kini hanya mementingkan kehidupan dan kebahagian duniawi saja,bukanya dunia akhirat.
sehingga ABG masa kini tidak pernah berfikir jernih,selalu ingin melakukan hal-hal yang seharusnya tidak pantas dilakukan,contohnya:
-sex
-meminum minuman keras
-narkoba
-memakai pakaian yang ketat dan pendek (perempuan)
itupun hanya sebagian kecil dari apa yang dilakukan anak-anak ABG..
jadi sudah tak heran lagi apabila kita melihat berita di TV bahwa banyak anak perempuan smp,sma yang hamil,anak-anak yang mati akibat narkoba dan minum-minuman keras dll...
tapi apakah kita harus menyalahkan mereka...?
sebenarnya tidak.. karena umunya manusia itu lahir,dia tidak mengerti apa-apa,dia bisa mengerti apa itu sex,narkoba,minuman keras,pakaian yang senonoh itu disebabkan banyak sekali faktor,antara lain:
-karena faktor lingkungan
-karena faktor pergaulan dengan teman yang salah
-karena faktor dari orang tua yang tak pernah membibing dengan baik
so.. kalau anak kita ingin terhindar dan tidak terjerumus oleh hal-hal yang negatif,itu harus dimulai dari dini.
bukanya menyepelekannya.. kita harus selalu memberikan hal-hal yang bersifat positif dengan kata lain kita harus selalu mengngiatkan,dan mengingatkan seandainya anak kita berbuat yang negatif.
bukanya justru membiarkanya..
mungkin di awal-awal pertumbuhanya kita tidak pernah tahu efeknya,tapi nanti tanpa kita sadari hal-hal yang negatif yang dilakukan akan semakin menambah,menambah dan menambah..
sehingga akhirnya nanti anak kita mulai terjerumus sex bebas,minuman keras,narkoba dan lain-lain
jadi ingat,rawatlah dengan hati-hati anak anda.karena anak lebih penting dari harta yang anda punya..
berikanlah dia tentang ajaran agama,tentang hal-hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan,kasih sayang,perhatian dan ajari mereka tentang arti hidup ini dan apa yang di cari di dunia ini...
tapi itu wanita jaman dulu,bukan jaman sekarang..
lalu apa bedanya wanita dulu dan sekarang...?
mudah sekali jawabanya,sebagian wanita jaman sekarang sudah tidak punya rasa malu,rasa risih dan tidak punya akal yang jernih..
mungkin anda akan bertanya, apa buktinya...?
ok,baiklah saya akan beritahu jawabanya....
kehidupan ABG masa kini sungguh sangat memprihatinkan,ABG masa kini hanya mementingkan kehidupan dan kebahagian duniawi saja,bukanya dunia akhirat.
sehingga ABG masa kini tidak pernah berfikir jernih,selalu ingin melakukan hal-hal yang seharusnya tidak pantas dilakukan,contohnya:
-sex
-meminum minuman keras
-narkoba
-memakai pakaian yang ketat dan pendek (perempuan)
itupun hanya sebagian kecil dari apa yang dilakukan anak-anak ABG..
jadi sudah tak heran lagi apabila kita melihat berita di TV bahwa banyak anak perempuan smp,sma yang hamil,anak-anak yang mati akibat narkoba dan minum-minuman keras dll...
tapi apakah kita harus menyalahkan mereka...?
sebenarnya tidak.. karena umunya manusia itu lahir,dia tidak mengerti apa-apa,dia bisa mengerti apa itu sex,narkoba,minuman keras,pakaian yang senonoh itu disebabkan banyak sekali faktor,antara lain:
-karena faktor lingkungan
-karena faktor pergaulan dengan teman yang salah
-karena faktor dari orang tua yang tak pernah membibing dengan baik
so.. kalau anak kita ingin terhindar dan tidak terjerumus oleh hal-hal yang negatif,itu harus dimulai dari dini.
bukanya menyepelekannya.. kita harus selalu memberikan hal-hal yang bersifat positif dengan kata lain kita harus selalu mengngiatkan,dan mengingatkan seandainya anak kita berbuat yang negatif.
bukanya justru membiarkanya..
mungkin di awal-awal pertumbuhanya kita tidak pernah tahu efeknya,tapi nanti tanpa kita sadari hal-hal yang negatif yang dilakukan akan semakin menambah,menambah dan menambah..
sehingga akhirnya nanti anak kita mulai terjerumus sex bebas,minuman keras,narkoba dan lain-lain
jadi ingat,rawatlah dengan hati-hati anak anda.karena anak lebih penting dari harta yang anda punya..
berikanlah dia tentang ajaran agama,tentang hal-hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan,kasih sayang,perhatian dan ajari mereka tentang arti hidup ini dan apa yang di cari di dunia ini...
3. Membiasakan Anak Memiliki
Sifat Penakut dan Tidak Percaya Diri
Diantara kesalahan yang sering
terjadi dalam mendidika anak adalah menakut-nakuti mereka saat menangis agar
diam. Seperti menakut-nakuti mereka dengan hantu, orang jahat, jin, suara angin
dan lain-lain.
Efek negatif dari kesalahan metode ini, yakni
menakuti-nakuti mereka dengan guru, sekolah, atau dokter, maka mereka akan
tumbuh dalam bayang-bayang perasaan takut, gemetar dan gelisah jika disebutkan
nama-nama tersebut. Ini adalah bentuk ketakutan yang sebenarnya tidak perlu
terjadi.
Disamping itu, ada hal yang sangat berpengaruh dalam
menanamkan sifat pada diri anak, yaitu sikap panik dan gugup orang tua atas
sesuatu yang menimpa si anak.
Sebagai contoh, ketika si anak terjatuh dari lantai
hingga terluka dan keluar darah pada bagian wajah, tangan atau lututnya. Sang
ibu bukannya berusaha menenangkan rasa takut pada anaknya dengan memberikan
pengertian bahwa kecelakaan (jatuh) yang terjadi padanya adalah hal yang biasa
dan tidak berbahaya. Tetapi, sang ibu justru terlihat gugup dan takut, menampar
wajahnya sendiri, atau memukul-mukul dadanya, dan berteriak meminta pertolongan
kepada seluruh penghuni rumah.
Sikap seperti ini akan membuat sikap si anak
yang mestinya biasa saja atas kejadian tersebut, justru menjadikannya
seolah-olah menghadapi masalah yang besar, hingga sang anak semakin keras
menangis karena ketakutan, bukan rasa sakit yang dialami. Dan akhirnya,
anak akan terbiasa ketakutan apabila melihat darah atau merasakan sakit.
4.Mendidik Anak Bersikap Ceroboh,
Ceplas-Ceplos dan Mengganggu Orang Lain, namun Menganggapnya Sebuah Keberanian.
Ini merupakan bentuk kesalahan orang tua dalam
mendidik anak, dan merupakan kebalikan dari sikap yang pertama (poin 1). Adapun
sikap yang tepat bagi orang tua adalah mengarahkan kepada anak untuk
bersikap pertengahan dari keduanya. Yakni mendidik anak untuk bersikap berani
bersikap tetapi tidak berlebihan.
5.Mendidik
Anak Tidak Berpendirian, Indispliner, Serta Membiasakan Mereka Hidup Mewah dan Berlebihan
Sikap ini akan membawa anak tumbuh dalam kemewahan dan kesenangan. Yang terpikirkan olehnya hanyalah kesenangan pribadi semata. Dia tidak mempunyai kepedulian kepada orang lain. Dia tidak mau bertanya tentang nasib dan keadaan saudara-saudaranya sesama Muslim, serta tidak mau berbagi suka dan duka bersama mereka. Metode pendidikan seperti ini akan merusak fitrah anak sebagai makhluk sosial, menghilangkan sifat istiqamah yang dimilikinya, serta memupuskan –sikap menjaga- harga diri dan keberanianny.
Sikap ini akan membawa anak tumbuh dalam kemewahan dan kesenangan. Yang terpikirkan olehnya hanyalah kesenangan pribadi semata. Dia tidak mempunyai kepedulian kepada orang lain. Dia tidak mau bertanya tentang nasib dan keadaan saudara-saudaranya sesama Muslim, serta tidak mau berbagi suka dan duka bersama mereka. Metode pendidikan seperti ini akan merusak fitrah anak sebagai makhluk sosial, menghilangkan sifat istiqamah yang dimilikinya, serta memupuskan –sikap menjaga- harga diri dan keberanianny.
6. Keteledoran Orangtua Terhadap Pendidikan Anaknya
Diantara faktor besar juga yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak adalah keteledoran orangtua dalam memperbaiki anak. Agama Islam menyeru para orangtua untuk memikul tanggung jawab besar dalam mendidik anak - anak nya. Mereka juga dibebani menyiapkan anak untuk memikul beban hidup dan mengancam mereka dengan azab yang besar jika mereka meninggalkan dan meremehkan atau berkhianat, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
Diantara faktor besar juga yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak adalah keteledoran orangtua dalam memperbaiki anak. Agama Islam menyeru para orangtua untuk memikul tanggung jawab besar dalam mendidik anak - anak nya. Mereka juga dibebani menyiapkan anak untuk memikul beban hidup dan mengancam mereka dengan azab yang besar jika mereka meninggalkan dan meremehkan atau berkhianat, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [Al-Qur'an Surat At-Tahrim ayat 6]
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [Al-Qur'an Surat At-Tahrim ayat 6]
Seorang ibu dalam memikul tanggung
jawab sama seperti seorang bapak, bahkan tanggung jawab ibu didalam hal ini
lebih penting dan besar. dikarenakan, seorang ibu senantiasa mendampingi anak
sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa dan sampai pada usia yang layak untuk
memikul tanggung jawab.
Begitu pula dengan seorang bapak
tidak boleh meremehkan tangung jawab mengarahkan dan mendidik anak maka anak
itu tidak beda dengan anak yatim. Ia akan hidup terasing, bahkan akan menjadi
sebab kerusakan umat secara keseluruhan.
7. Anak Yatim
Salah satu faktor mendasar yang juga bisa menyebab kenakalan pada anak adalah bencana keyatiman yang menimpa anak disaat masih kecil. Anak yatim yang ditinggal mati oleh bapaknya ini manakala tidak ada tangan yang mengasuhnya, maka dikhawatirkan anak ini secara bertahap akan menjadi nakal dan menyimpang. Bahkan ke depan nya ia bisa menjadi penghancur dan peroboh eksistensi umat. Islam telah memerintahkan kepada para wali dan setiap yang memiliki hubungan kekerabatan dengan anak yatim ini untuk memperlakukan anak ini dengan baik. Hendaknya ia menunaikan urusan dan menjamin hidupnya sampai dia bisa mandiri juga mendidik dan mengarahkan nya sehingga bisa terdidik dengan baik. Ia mendapatkan rasa penjagaan, kasih sayang, dan keikhlasan dari pengasuhnyaAllah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يَسْأَلُونَكَعَنِالْيَتَامَىٰقُلْإِصْلَاحٌلَّهُوَإِنتُخَالِطُوهُمْفَإِخْوَانُكُمْ
Salah satu faktor mendasar yang juga bisa menyebab kenakalan pada anak adalah bencana keyatiman yang menimpa anak disaat masih kecil. Anak yatim yang ditinggal mati oleh bapaknya ini manakala tidak ada tangan yang mengasuhnya, maka dikhawatirkan anak ini secara bertahap akan menjadi nakal dan menyimpang. Bahkan ke depan nya ia bisa menjadi penghancur dan peroboh eksistensi umat. Islam telah memerintahkan kepada para wali dan setiap yang memiliki hubungan kekerabatan dengan anak yatim ini untuk memperlakukan anak ini dengan baik. Hendaknya ia menunaikan urusan dan menjamin hidupnya sampai dia bisa mandiri juga mendidik dan mengarahkan nya sehingga bisa terdidik dengan baik. Ia mendapatkan rasa penjagaan, kasih sayang, dan keikhlasan dari pengasuhnyaAllah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يَسْأَلُونَكَعَنِالْيَتَامَىٰقُلْإِصْلَاحٌلَّهُوَإِنتُخَالِطُوهُمْفَإِخْوَانُكُمْ
Artinya: Dan
mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim
Anak adalah amanah bagi kedua
orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua bertanggung jawab terhadap amanah
ini. Tidak sedikit kesalahan dan kelalaian dalam mendidik anak telah menjadi
fenomena yang nyata. Sungguh merupakan malapetaka besar ; dan termasuk
menghianati amanah Allah.Adapun rumah, adalah sekolah pertama bagi anak.
Kumpulan dari beberapa rumah itu akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi
seorang anak, sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan
mendapatkan pendidikan di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototype kedua
orang tuanya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, disinilah peran dan
tanggung jawab orang tua, dituntut untuk tidak lalai dalam mendidik anak-anak.
BAHAYA LALAI DALAM MENDIDIK
ANAK
Orang tua memiliki hak yang wajib
dilaksanakan oleh anak-anaknya. Demikian pula anak, juga mempunyai hak yang
wajib dipikul oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah memerintahkan kita untuk
berbakti kepada kedua orang tua. Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat
baik (ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam mendidiknya.
Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya, melalaikan
hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah. Banyak
nash-nash syar’i yang mengisyaratkannya. Allah berfirman.
“Artinya : Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya”
[An-Nisa : 58]
“Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhamamd) dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
“Artinya : Setiap kalian
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban terhadap yang dipimpin.
Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang
dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung
jawab terhadap yang dipimpinnya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
“Artinya : Barangsiapa
diberi amanah oleh Allah untuk memimpin lalu ia mati (sedangkan pada) hari
kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya itu, niscaya Allah
mengharamkan sorga bagianya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
SEPULUH KESALAHAN DALAM
MEDIDIK ANAK
Meskipun banyak orang tua
yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar,
tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini.
Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh
perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya.
Baru kemudian, ketika
anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama
dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru
menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang
tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu.
Lalai atau salah dalam
mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa kita sadari memberi
andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja.
Berikut ini sepuluh bentuk
kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
1. Menumbuhkan Rasa Takut
Dan Minder Pada Anak
Kadang, ketika anak
menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka
dengan gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan
tumbuh menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada
sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi
sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang
hantu, jin dan lain-lain.
Dan yang paling parah tanpa
disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau
misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan
atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan
senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya,
menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya,
anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila
melihat darah atau merasa sakit.
2. Mendidiknya Menjadi Sombong,
Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap
Pemberani.
Kesalahan ini merupakan
kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak
berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap
sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras
tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya :
takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka
berbohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik
anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.
3. Membiasakan Anak-Anak Hidup
Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.
Dengan kebiasaan ini, sang
anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya
mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain.
Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam
bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.
4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Sebagian orang tua ada yang
selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan
buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu
bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas
baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya
tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa
terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak
peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi
orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.
5. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang
masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan
memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan
segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti
menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak
punya jati diri.
6. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam
Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya dengan memukul
mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan
cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat
salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.
7. Terlalu Pelit Pada
Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran
Ada juga orang tua yang
terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi
kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri
dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain,
atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega
menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada
pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup.
Naa’udzubillah mindzalik
8. Tidak Mengasihi Dan
Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih Sayang Diluar Rumah
Hingga Menemukan Yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak
terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas
–waiyadzubillah-. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat
perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar
lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki
itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan
kehormatannya demi cinta semu.
9. Hanya Memperhatikan Kebutuhan
Jasmaninya Saja.
Banyak orang tua yang
mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak
orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman
yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu,
tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta
berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi
saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang
tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.
10. Terlalu Berprasangka
Baik Kepada Anak-Anaknya
Ada sebagian orang tua yang selalu
berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik
saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek
keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja
aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati
anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba,
barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera
memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna..
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.Metode
penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif digunakan metode ini karna penelitian ini mendiskripsikan atau
member gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta fakta sesuai data
yang dikumpulkan
B.Bentuk
penelitian
Benuk yang digunakan adalah
deskriptif di karenakan penulis menceritakan mengganbarkan kejadian yang
sebenarnya dari hasil wawancara.
C.Waktu dan
tempat penelitian
-waktu penelitian.
Penelitian menggunakan waktu 3x
pertemuandalam rentang waktu 5hari dimulai dari tanggal 15 januari sampai 30
januari
-tempat
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di
purnama agung 7 blok PAP.Kabupaten kota madiyah di pilih lokasi ini di
karenakan penulis prihatin atas anak-anak yang kurang perhatan dari orang tua
yang sibuk bekerja.
D.populasi dan
sampel
Adapun populasi yang penulis gunakan dalam
penelitian ini berjumlah 5orang ntu mengamati sejauh mana keteledoran orang tua
dalam membimbing anak,karena keterbatasan waktu penulis memilih 3orang sebagai
sampel penelitian.
E.data dan
sumber data
a.data
adapun data dalampenelitian ini adalah
1. hasil observasi
2. hasil wawancara dari orang tua
b.sumber
data
1. orang tua dan anak anak
2. hasil wawancara orang tua dan anak.
F.Tehnik dan alat pengumpulan data
a.tehnik pengumpulan data.
Tehnik yang di gunakan untuk memperoleh
data dalam penelitian adalah
-tehnik observasi
-tehnik wawancar
b.alat
pengumpulan data
adapun alat pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
-pedoman observsi melihat anak-anak di luar
rumah
-pedoman wawancara
G.Tehnik analisis data
a.dari
hasil wawancara dan observasi dalam bentuk asli diperiksa dan dikelomokan
sesuai dengan masalah dan sub masalah
b.data
yang masih asli itu dioah dengan cara
dianalisi
berdasarkan setiap aspek ang diamati atau diteliti untuk memperoleh hasil yang
tepat darihasil pengolahan data dapat di tarik kesimpulan dan di sampaikan
saran saran.
·
Judul
karya tulis;keteledoran orang tua dalam membimbing anak
·
Masalah
umum dan sub masalh
Adapun masalah umum dari penelitian
ini adalah keteledoran orang tua dalam membimbing anak
Karena terlalu luasnya permasalahan
ini maka akan penulis batasi dengan sub sub sebagai berikut.
a.apa penyebab keteledoran orang
tua dalam membimbing anak
b.dampak apa saja yang timbul
akibat keteledoran orang tua dalam membimbing anak
c.bagai mana cara mengatasi keteledoran
orang tua dalam mebimbing anak.
BAB
IV
ANALISIS DATA
A.Keteledoran
Orang Tua dalam membimbing anak
Dari wawancara dan observasi yang penulis
lakukan dalam mencari data penilitian ini maka penulis menemukan babwa
keteledoran orang tua dalam membimbing anak adalah pekerjaan yang menyebabkan
keteledoran.
a. ibu nurhayati sebagai responden dalam
wawancara ini menjelaskan bahwa penyebab orang tua sampai teledor dalam
membimbing anak adalah pekerjaan yang menghabiskan waktu di luar rumah yang
menyebabkan kurangnya komunikasi terhadap anak.
Ibu fifia juga menjelaskan bahwa waktu juga
mempengaruhi orang tua sampaiteledor dalam membimbing anak karna menghabiskan
waktu untuk pekerjaan atau di luar rumah menyebabkan orang tua lupa akan
tugasnya dalam membimbing anak.
Dari hasil
wawancara terdapat dua orang ibu yang mengatakan bahwa pekerjaan adalah salah
satu penyebab keteledoran orang tua dalam membimbing anak ,yang membuat
anak-anak menyimpang dari moral dan kaidah-kaidah islam,bagi orang tua
janganlah kau biarkan anak-anak terjerumus ke jalan yang salah dalam prspektif
islam islam kewajaban orang tua dalam mengupayakan disiplin diri kepada
anaknya terdapat dalam ayat al-qur’an orang tua wajib mengupayakan pendidikan
kepribadian (lukman;1-19).
Oleeh karena itu
bagi orang tua janganlah menjadikan alasan utama untuktidak memperhatikan
anak-anak.sesungguhnya orang tua adalah sumber teladan bagi anak-anaknya
sebagai mana telah dijelaskan telaaha
antropologi masyarakat bahwa manusia mempunyai kerbatasan eksistensi sebagai
mahluk tuhan keterbatasan itu mengharuskan manusia untuk berprilaku apa yang
seharusnya dia lakukan dan apa yang seharusnya dia tinggalkan,ini berarti
manusia memerlukan nilai moral dalam kehidupan yang merupakan dasr prilaku yang
berdisiplin diri(M.I.SOELAMAN;198;94)
b. orang tua yang berlebihan.
Selain wawancara dengan orang tua di sini saya
juga meminta pendapat anak-anak.dari hasil wawancara anak-anak yang diperoleh
penulis, oang tua yang berlebihan juga mempengaruhi anak-anak, salah seorang
anak berinisial A,mengatakan bahwa orang tua yang berlebihan dalam membimbing
anak juga mempunyai dampak misalnya,tidak boleh keluar rumah,tidak boleh
bermain agar selalu di rumah untuk belajar.sehingga anak-anak kurang tau akan
perkembangan di luar sehingga ia merasa bosan dan mencoba berbohong kepada orang
tua agar bisa keluar rumah dengan alas an belajar kelompok setelah dia berada
di luar di akan mencari kepuasan untk menghilangkan kebosanannya selama
ini,dengan merokok,obat terlarang,balap liar.
Sehubungan
dengan ini disiplin diri sangat di perlukan bagi anak agar ia memiliki budi
pekerti yang baik.bantuan yang di berikan orang tua adalah lingkungan
kemanusiawian yang di sebut pendidikan disiplin diri,karna tanpa pendidikan
orang akan menghilangkan kesempatan manusia untuk hidup dengan
sesamanya(M.I.SOELAEMAN;1988:90)
Ternyata selain dari
pekerjaan,kesibukan.berlebihan juga mempengaruhi kehidupan seseorang
sesungguhnya berlebihan itu tidak baik, bombinglah anak denga kaidah kaidah dan
norma yang berlaku tanpa harus berlebihan
B.
Dampak yang timbul akibat keteledoran
orang tua dalam membimbing anak
Dari hasil
wawancara terhadap dua orang tua ternyata dampak yang timbul memberikan
kepribadian tersendiri bagi anak-anak.
a.anak lebih banyak menyendiri
b.anak menjadi kurang pergaulan
c.anak menjadi
egois
d.anak mudah
terpengaruh kehal negative
e.anak susah
membedakan hal yang baik dengan yang buruk
C. Cara
mengatasi keteledoran orang tua dalam membimbing anak.
Dari hasil
wawancara yang dilakukan penulis terhadap duaorang tua tersebut,menjelaskan
cara mengatasi keteledoran orangtua dalam membimbing anak adalah.
a.lebih banyak
memberi perhatian kepada anak atau banyak berkomunikasi dengan anak.
b.kurangi jam
bekerja di luar
c.memberikan
motifasi dengan hal yang positif.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil wawancara penulis dapat
menyimpulkan bahwa jangan menomot satukan pekerjaan. karena anak lebih penting
di bandingkan pekerjaan.
Pekerjaan adalah sebagai penunjang bentuk
memenuhi kebutuhan hidup dan bagi orang tua janganlah keegoisan sebagai sifat
untuk mendidik anak. Karena keegoisan tidak akan bisa menghasilkan pendidikan
anak yang baik.
Daftar pustaka
Firdaus A.N.1986.jalan
ke sorga, 325 Hadits Pilihan.jakarta:Pedoman ilmu agama
Usman, Ali, dkk. 1984. Hadits Firman Allah Pola Pembinaan Akhlak Anak. Bandung: Diponegoro
https://www.google.com/search?q=penyebab keteledoran
orang tua dalammembimbing anak&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np&gws_rd=ss
0 komentar:
Posting Komentar