Laporin Prakerin Fungsi Rem

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Manusia dalam perkembangannya semakin membutuhkan teknologi. Kehidupan manusia menjadi maju karena teknologi, salah satunya kemajuan teknologi dibidang otomotif. Hal tersebut tidak dapat lepas dari semakin meningkatnya kebutuhan manusia. Mereka selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang mudah, cepat, hemat, dan tidak membahayakan bagi kehidupan manusia maupun alam sekitar. Salah satu kebutuhan manusia adalah alat tranportasi.
Kebutuhan manusia terhadap alat transportasi semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan manusia yang semakin komplek serta mobilitas manusia yang tinggi Berbagai macam alat transportasi bermunculan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Mulai dari alat transportasi yang mampu memuat banyak orang atau barang sampai alat transportasi yang digunakan sendiri. Alat transportasi tersebut salah satunya yaitu alat transportasi darat yang berupa kendaraan bermotor baik roda dua maupun kendaraan roda empat atau mobil.
Mobil merupakan merupakan alat transportasi darat yang banyak digunakan sehingga harus dilengkapi dengan sistem - sistem yang mendukung fungsi utama mobil yaitu untuk memindahkan barang orang dari satu tempat ketempat lain baik jarak jauh maupun jarak pendek. Usia pakai kendaraan yang sudah lama dan mobilitas kendaraan tersebut tinggi dalam waktu yang lama akan mengalami kerusakan pada sistim-sistim yang ada pada kendaraan tersebut.
Karena usia pakai yang sudah lama maka banyak terdapat kerusakan pada sistim-sistim kendaraan tersebut sehingga diperlukan perbaikan maupun modifikasi. Kerusakan-kerusakan yang ada adalah sebagai berikut: pada kelistrikan bodi terdapat beberapa kerusakan diantaranya: tacho meter tidak berfungsi, washer tidak bekerja, bunyi klakson lemah, jaringan kabel tidak tertata dengan baik, pada sistem pemindah tenaga, kopling terasa berat, pada sistem rem terdapat beberapa kerusakan diantaranya : rem tidak bekerja dengan normal, disc brake sudah tidak rata, sil rem bocor, kebocoran pada selang dan pipa-pipa rem, pada saat dioperasikan kemudi terasa berat, pada bodi (painting) sebagian besar sudah mengalami kerusakan seperti lantai keropos, pada pintu-pintu juga sudah banyak yang keropos, cat sudah banyak yang mengelupas dan warna cat sudah mulai memudar.
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ( memperlambat ) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai perangkat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan kendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan [tidak dihubungkan] dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis [energi gerak] untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman [braking efect] diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.
Karena itu sistem rem di gunakan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengendara saat menggunakan kendaraannya.

II. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis tentang Sistem Rem dan prosedurperbaikannya, serta memberikan tambahan wawasan kepada para pembaca untuk lebih memahami fungsi rem sebagai piranti yang sangat penting pada kendaraan. Dengan bertambahnya wawasan kita tentang fungsi rem dan kinerja pada kendaraan maka diharapkan dapat membantu kita selamat selama berkendara di jalan raya.


III. PERMASALAHAN
Banyaknya jenis rem yang ada, serta adanya penyesuaian penggunaan sistem rem pada kendaraan tertentu mengakibatkan pengendara sering melakukan kesalahan dalam hal pengereman. Karena setiap jenis rem menggunakan kinerja yang berbeda – beda, hal ini dapat menyebabkan munculnya masalah saat berkendara di jalan raya.

IV. PEMBATASAN MASALAH
Supaya terdapat kejelasan dalam penyusunan laporan ini, maka penulis membatasi masalah pada sistem rem tromol yang umum digunakan pada kendaraan. Dalam laopran ini penulis membahas tentang bagaimana kinerja komponen – komponen Sistem Rem dan prosedur perbaikan jika terjadi kerusakan.










BAB II
DASAR TEORI

Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu
FUNGSI REM
Fungsi rem adalah untuk mengurangi kecepatan kendaraan atau menghentikan kendaraan. Pada kondisi tertentu rem digunakan untuk memungkinkan parker kendaraan terutama di tempat yang menurun.
Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat bekerja baik dan cepat
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama atau gaya pengeraman harus sebanding dengan beban yang diterima oleh masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan yang cukup
4. Mudah distel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.











Gambar  Sistem Rem

Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk memperlambat jalannya kendaraan  mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki. Dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara berkala.
Oleh karena itu baik atau tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi di waktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas maka rem dipasangkan pada keempat rodanya.

PRINSIP REM
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetic ( energi gerak ) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman ( braking effect ) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.



                             



 Gambar.   Prinsip Kerja Rem

TIPE REM






Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
Rem kaki ( foot brake ) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Rem parkir ( parking brake ) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
Rem tambahan ( auxiliary brake ) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.
Jenis-Jenis Rem
Ditinjau dari pelayanannya terdapat jenis :
1. Rem tangan
2. Rem kaki
Menurut mekananismenya terdapat jenis :
1. Rem mekanik
2. Rem hidrolik
3. Rem vakum
4. Rem angin
5. Rem booster
Menurut konstruksinya terdapat jenis :
1. Internal Expander brake ( rem pengembangan dari dalam )
2. External Contracting brake
3. Disc brake
Menurut letaknya terdapat jenis :
1. rem pada roda
2. rem pada propeller shaft ( poros penggerak roda belakang )

A. REM PARKIR
          Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda belakang (rem kaki), atau rem parkir ekslusif yang dihubungkan dengan roda-roda belakang. Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang ( rod ) dan tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman.







                                                                                                         





1. CARA KERJA REM PARKIR
Mekanisme kerja (operating mechanism) pada rem parkir pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi dengan menarik tuas rem parkir maka rem bekerja melalui kabel yang dihubungkan dengan tuas.
Ada beberapa tipe tuas rem parkir seperti diperlihatkan di bawah ini, yang digunakan bergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.







Tuas rem parkir dilengkapi dengan ratchet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem, dengan demikian penyetelan jarak tuas dapat dengan mudah distel.







Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerjanya tuas pada kedua roda-roda. Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.








2. BODY REM PARKIR
a. Rem Parkir Tipe Roda Belakang
      Bodi rem parkir dikelompokkan menjadi dua tipe structural bergantung pada andilnya tromol rem atau piringan rem (rem kaki) atau komponen rem yang terpisah.
1. Pelayanan Rem Tipe Sharing (Rem Kaki)
Tipe rem parkir ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan secara mekanik dihubungkan pada sepatu rem pada kendaraan yang mempunyai tromol rem, atau pada piston pada mobil yang menggunakan disc brake.
2. Kendaraan dengan tromol rem
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu rem dan daya kerja dari tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.






3. Kendaraan dengan rem piringan
Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir disatukan dalam caliperr rem piringan. Seperti pada gambar di bawah, gerakan tuas menyebabkan poros tuas (lever shaft) berputar menyebabkan spindle menggerakkan piston. Hasilnya, pad terdorong menekan rotor piringan (disc rotor).
Pad menjadi aus dan langkah rem parkir akan bertambah dengan alasan ini, maka dilengkapi mekanisme penyetelan otomatis pada mekanisme rem parkir untuk menjaga langkah spindle agar tetap konstan setiap waktu.







Tipe rem parkir deveted
Pada tipe rem parkir ini, tromol rem parkir terpisah dari rem piringan belakang, seperti pada gambar. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.





Tipe Center Brake
Tipe center brake ini banyak digunakan pada kendaraan komersil. Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara bagian belakang transmisi dan bagian depan propeller shaft Pada rem parkir tipe center brake ini daya pengeremannya terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft. Tipe rem ini bekerjanya sama dengan rem parkir tipe sharing pada kendaraan yang menggunakan rem tromol.






B. REM TROMOL
Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. Karena self – energizing efect ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangkan sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.





Komponen-Komponen Rem Tromol
1. Backing plate
2. Silinder roda (Wheel cylinder)
3. Sepatu rem dan kanvas (Brake shoe and lining)
4. Tromol rem (Brake drum)






a. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle housing atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.




b. Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di sebelah kanan. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem.
Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan menggerakkan piston cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem kemudian bersama-sama menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara dari minyak rem.










c. Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan jalan dikeliling (pada kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan dengan tromol.
Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.













d. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar bersama roda.
Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200 0 C sampai 3000C.



C. REM CAKRAM
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek     ( dalam hal ini disc pad ) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara  pad dan cakram ( disc ).
















Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self– energizing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefisien gesek yang menghasilkan ke stabilan tinggi. Selain itu karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukurannya. Ukuran disc pad agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self– energizing limited. Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien. Juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah pada perawatannya serta penggantian pad.






KOMPONEN-KOMPONEN REM CAKRAM
a. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang dan tahan lama.





b. Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan “Semi Metalic disc pad”. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad (batas yang diizinkan) dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad. Penggunaan metallic plate (disebut dengan anti-squel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat berlaku pengereman.






c. Jenis-Jenis Kaliper
Caliper juga disebut dengan cylinder body, memegang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder.
Caliper dikelompokkan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya:
a. Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti digambarkan di bawah ini, pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram. Fixed caliper adalah dasar disain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg,  menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis caliper fixed ini, sudah jarang digunakan.











b. Tipe Floating Caliper (Single Piston)
Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja. Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (reaksi B). ini menyebabkan kaliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman.









Caliper tipe floating dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Tipe Semi-Floating  Tipe PS
b. Tipe Full-Floating  ( Tipe F, Tipe FS, Tipe AD dan Tipe PD )
Caliper tipe semi–floating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan pad bagian luar. Pada caliper tipe full–floating, kemampuannya pengeremannya dibangkitkan oleh kedua pad dengan troque plate. Caliper floating banyak digunakan pada kendaraan penumpang modern.

Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur














Keterangan Komponen :
1. Kaliper Luncur 6. Tabung Pengantar
2. Rangka Tetap 7. Baut Pengantar
3. Balok Rem (Pad) 8. Karet Pelindung Kotoran
4. Batang Pengantar 9. Klip
5. Busing Pengantar

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang apa itu sistem Rem, dan jenis – jenis serta kinerja sistem rem pada kendaraan. Pada pokok bahasan pembahasan masalah, penulis akan membahas mengenai prosedur perbaikan rem sesuai dengan jenis sistem rem tersebut.

PROSEDUR PERBAIKAN SISTEM REM
MEMPERBAIKI REM TANGAN
Masalah yang biasa terjadi pada rem tangan adalah ketika memarkir kendaraan. Pada tempat yang menurun, kendaraan masih juga bergerak. Hal umum sebagai penyebab masalah pengereman di antaranya adalah:
a. Kawat penarik telah mulur/ kendor atau karat.
b. Tempat sambungan kendor atau karat.
c. Penyetelan kurang tepat.
d. Jarak bidang pengereman antara kanvas rem/ pad dan tromol/     cakram terlalu besar
Oleh karena itu, sebelum kegiatan perbaikan, pemeriksaan terhadap komponen dan cara kerjanya harus dilakukan, yaitu:
Pastikan seluruh komponen berada pada kondisi normal dan dapat digunakan dengan baik.
Periksa gerakan tuas rem dengan cara menarik sampai kedudukan pengerem, dan terdengar suara “klik” sesuai spesifikasi. Posisi tuas rem yang benar biasanya setengah dari keseluruhan gerakan tuas.
      Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, sedangkan kerja rem tidak memperoleh hasil yang memuaskan, lakukan perbaikan dan penyetelan.
1) Bilamana tarikan kawat rem tidak lancar, berikanlah pelumasan jika masih memungkinkan.
2) Bilamana tarikan kawat melebihi spesifikasi karena kawat mulur, gantilah kawat beserta kelengkapannya.
3) Bila tarikan kawat melebihi spesifikasi karena setelan, lakukan penyetelan pada baut penyetel yang ada di tuas. Atau bilamana masih baik, dapat juga dilakukan penyetelan di bagian penyama (equalizer) di bagian bawah kendaraan.






Gambar tempat perbaikan rem tangan
4) Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem tromol tanpa penyetel otomatis, melalui pemutaran bintang (star) penyetel yang ada dalam tromol. Sedangkan, pada rem tromol dengan penyetel otomatis, jarak bidang pengereman telah dijamin oleh penyetel otomatis.
1. Tuas penyetel
2. Silinder roda
3 dan 9: pegas pengembali
4. Mur penyetel dengan penghubung berulir
5 dan 11: Penahan
6. Tuas rem parkir
7 dan 10: Sepatu rem
8. Jangkar (Anchor)
12. Mur penahan sepatu rem



5) Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem cakram, menggunakan sekrup penyetel (3) apabila dilakukan pengereman, tuas rem (2) karena tarikan kabel rem akan menekan piston beserta padnya melawan cakram dengan baik.

Celah Sepatu Rem
Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman. Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas. Begitu juga, apabila celah sepatu pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang kendaraan akan seperti ekor ikan (yang mengibas ke kanan dan ke kiri).
Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol dan kanvas sesuai spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat. Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis, sedangkan untuk tipe lainnya celahnya harus dilakukan secara terbuka.
Penyetelan Rem Tangan
Stel pada bagian penyetel sampai tercapai keadaan sesuai dengan gambar-gambar di bawah ini;





Tarik penuh, gerak batang 10 – 20 gigi
Kontrol: tarik 3 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas Tarik penuh, gerak tuas harus 3 – 7 gigi
Kontrol: tarik 1 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas

Kontrol Kesamaan Kerja Rem Kanan dan Kiri


Tarik tuas tangan, gigi per gigi, sampai rem tangan mulai berfungsi. Kalau kondisi rem baik, hambatan gesek sama pada kedua roda.




Tarik tuas rem tangan lagi, gigi per gigi, sampai roda tak dapat diputar. Kalau rem tangan berfungsi dengan baik, hal itu terjadi dalam waktu bersamaan pada kedua roda.

Ketidaksamaan kerja rem dapat berasal dari:
1. Nilai gesekan yang berbeda (tromol, kanvas)
2. Kelancaran jalan kabel rem tangan yang berbeda.

MEMPERBAIKI REM TROMOL
Melepas dan Membongkar Silinder










1. Kosongkan tabung reservoir (dengan penyedot)
2. Lepaskan pipa-pipa tekanan
3. Lepaskan master dari booster

Lepaskan tabung reservoir dari silinder master (dengan menarik perlahan-lahan)


Lepaskan baut penyetop torak 2 sekunder piston (tekan torak dalam-dalam dan lepaskan baut penyetop)

Lepaskan ring penjamin (snap ring) dengan menekan torak dan melepas snap ring.

Keluarkan torak 1 dan 2 (ketok pada dua balok kayu beri alas kain, bila sudah menonjol dapat ditarik keluar)
Pemeriksaan
Bersihkan semua komponen dalam air
4. Jika korosi ringan dapat dihoning
5. Jika korosi berat harus diganti
Periksa ulir-ulir baut
Periksa sil
6. Jika keadaan rusak, sobek dan keras harus diganti
Catatan: Pada setiap pembongkaran sebaiknya sil-sil diganti dengan yang baru

Periksa torak dan pegas






7. Jika pegas korosi, kaku dan lemah harus diganti.
8. Jika torak korosi atau pecah harus diganti.
Perbaikan
Memperbaiki silinder master korosi
9. Dihoning dengan alat honing (menggunakan bor tangan)
10. Saat menghoning silinder dilumasi dengan air.
11. Setelah halus, bersihkan dengan udara kompresor.
Catatan:
12. Toleransi diamter silinder master + 1 mm.
13. Putaran honing = 1000 rpm



Awas....! Jangan  memutar honing di luar silinder master...!!!





Pemeriksaan Kebocoran pada Silinder Master
14. Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.
15. Periksa kebocoran pada sil sekunder. Jika ujung silinder dan kelilingnya basah oleh cakram rem, silinder harus dioverhaul atau diganti.




16. Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas slang vakum penguat tenaga rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan rem, lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil sekundernya. Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut harus dibersihkan/dioverhaul.
Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem




1. Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem harus diganti.
2. Periksa slang-slang rem. Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus diganti. Perhatikan pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan roda. Periksa hal tersebut. Juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok.
Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster)
Kontrol ini harus dilaksanakan, kalau pedal rem harus ditekan keras sekali untuk mencapai perlambatan/ pengereman mobil yang cukup.
1. Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.
2. Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut.







3. Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini pedal tidak boleh ada reaksi. Jika peda akan terdorong kembali, katup anti-balik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti.
Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol
Periksa apakah silinder rem macet. Lepas tromol hanya pada rem yang sedang diperiksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak-toraknya tidak tertekan keluar.
1. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem, kedua kanvas ditahan dengan obeng. Torak-torak pada silinder rem yang diperiksa harus bergerak keluar tampa ada kebocoran di silinder roda. Jika terdapat kebocoran, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul.










2. Periksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu-abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus dibersihkan denga kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut/ digerinda.
Pemeriksaan/ Pembersihan Bagian-bagian Rem Tromol
1. Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin, pakai air sabun jika kotor keras.
2. Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem:



1. Kedudukan ujung sepatu
2. Kedudukan pegas
3. Pemasangan batang penghubung
4. Pengunci sepatu
5. Kedudukan pegas
6. Kedudukan ujung sepatu




3. Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus diganti baru.










4. Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.







5. Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti baru.





6. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak perlu digosok.
7. Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan penggerak roda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru.
8. Periksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru.







9. Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu silinder rem.






Penyetelan Sepatu Rem
Pada sistem pengingkatan tromol dengan flens, roda harus dipasang untuk mendapat hasil penyetelan yang baik, (Jika roda tidak terpasang, tromol tertekan teratur pada flensnya) Penyetelan rem biasanya dapat dilakukan melalui lobang paa piringan rem. Lubang-lubang tersebut biasanya tertutup dengan karet.







Juga ada mobil dengan lubang penyetel pada tromol (misal: VW, Suzuki). Pada sistem ini, roda harus terpasang dengan posisi lubang pelg pada lubang tromol.






Penyetelan dapat dilakukan dengan obeng, tetapi sering lebih sederhana dengan alat khusus atau obeng yang dibengkokkan sesuai dengan keperluan.

MEMPERBAIKI REM CAKRAM
1. Lepas baut pengunci kaliper



2. Angkat kaliper dan keluarkan balok-balok rem





Pemeriksaan
3. Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.






4. Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beralur tidak mempengaruhi fungsi rem.
5. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru
6. Tebal baru = 7 – 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm.
7. Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air.
Pada waktu itu cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk menghindari tumpahan cairan rem. Jika menggunakan tang pompa air, perhatikan karet pelindung debu. Karet pelindung yang robek harus diganti baru.
8. Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar/ lepas. Kaliper kedua harus terpasang atau dipres dengan sebuah klem C.
9. Periksa busing batang dan tabung penghantar.
10. Pasang kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik.
11. Jika gerakannya berat atau macet, maka busing batang dan tabung pengantar harus diperbaiki.
Pembongkaran
Melepas rem luncur
12. Lepaskan kaliper dengan melepas batu pemegangnya.
13. Keluarkan pad dari dudukannya.
14. Lepaskan pemegang kaliper (Perhatikan pin pengunci pada baut pengantar)

Mengeluarkan piston dari kaliper
15. Keluarkan karet penutup. Awas ring pengunci penahan.
16. Keluarkan piston dengan udara tekan (kompresor)
17. Hadapkan piston ke lantai/ meja kerja agar tidak membahayakan.
18. Keluarkan sil piston dengan obeng.

(Awas jangan sampai menggores silinder kaliper)
Bersihkan semua komponen kaliper rem luncur dengan air (bila perlu dengan sabun)
Awas jangan menggunakan oli, bensin atau solar.

Pemeriksaan
19. Periksa semua komponen kaliper rem luncur.






20. Periksa cakram kaliper rem luncur




Keterangan :
A =  Kerusakan kecil masih dapat diperbaiki ( dibubut )
B =  Kerusakan keras ( sebaiknya diganti )
C =  Kerusakan miring rusak ( harus diganti )

Perbaikan
Silinder kaliper rem luincur
21. Silinder yang tergores dan korosi berat harus diganti!
22. Jika korosi ringan dapat dihoning hingga korosi hilang dari permukaan silinder.
(Gunakan air pada saat menghoning, Awas...! Jangan menghoning berlebihan. Alat honing tidak boleh diputar di luar silinder)

Piston kaliper rem luncur
23. Karet penutup yang rusak (keras mengembang atau sobek) harus diganti.
24. Seal piston harus diganti.
25. Piston yang rusak/ korosi berat harus diganti.
26. Jika korosi ringan dapat dibersihkan dengan amplas halus.
( Awas...! jangan mengamplas berlebihan. Batas limit 0,1
  lihat manual )
Pad kaliper rem luncur
27. Pad yang mengeras harus diganti dengan yang baru.
28. Ganti pad jika ketebalan di bawah batas limit (2 mm)
29. Pad yang berdebu dibersihkan dengan udara tekan
Pemegang caliper
30. Jika pemegang kaliper rusak atau korosi berat harus diganti dengan yang baru.
Komponen lainnya yang rusak/ korosi berat juga harus diganti.
Cakram kaliper rem luncur
31. Cakram harus diganti jika tebal di bawah batas limit (kurang dari 1 mm) dari tebal stadart.
32. Run out cakram maksimum 0,1 mm jika lebih dapat dibubut kembali hingga batas limit ketebalan cakram. Cakram tegak memanjang sebaiknya diganti.
  Dudukkan dial indikator pada bagian yang tetap (suspensi/ chasis)


BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ( memperlambat ) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai perangkat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan kendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Jenis dan penggunaan sistem rem disesuaikan dengan jenis kendaraan, bahkan kendaraan tertentu menggunakan 2 sistem rem gabungan.

II. SARAN
Sesuaikan jenis sistem rem dengan kendaraan yang digunakan. Jangan membuat pembaharuan sistem rem kendaraan hanya karena mendengar bahwa sistem rem ini atau itu lebih baik. Karena jika tidak sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakan maka sistem rem tidak dapat berfungi secara maksimal.




DAFTAR PUSTAKA



VEDC “Modul Pelatihan Otomotif”, Malang, 2000.
Angkasa Bandung, “Chasis dan Pemindah Tenaga” Bandung, 1999
Depdikbud “Praktek Chasis dan Body” Jakarta, 1979
Toyota Astra Motor “New Step 1 Training Manual” Sararta PT. TAM
Training Center, 1995.
.     http://www.indomedia.com/bpost/9811/8/otomotif/oto5.htm

.

0 komentar:

My Instagram