Cara kerja
Sistem Hidrolik
1. Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump piston pump
No.4) di dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang
vertikal diatas tangki hidrolik.
2. Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston
Pump (No.4) melalui sebuah Check Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak
hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2
Ball Valve-Manifold Block (No. 5).
3. Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control
Valve dapat diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve (No.6) ini,
berfungsi mengatur dengan tangan
terhadap posisi hidrolik silinder maju dan
mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau
rusak.
4. Tekanan
minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah dari Amplifier
Card (Relay Control) untuk membuka katupnya pada saat beban screw press naik
dan menutupnya pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat
maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay control)
yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah CT yang terpasang di
dalam kotak starter.
5.
Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di
belakang. Tekanan minyak yang masuk ke
jalur depan, sumbu silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur
belakang sumbu hidroliknya maju.
6. Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara
otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan
melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17), kemudian disaring oleh Return Line
Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.
7. Untuk
menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka dengan cara memutar
baut yang terdapat di Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) secara
perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak
dapat melihat penunjuknya pada PressureGauge (No.11). Pressure Control Valve/Relief
Valve (No.7) dan SolenoidUnloading Valve(No.11) berfungsi untuk mengatur arus
tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge (No.11).
8.
Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat dilihat pada
Fluid Level Gauge (No.15).
9. Pengoperasian
sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan
kerja tertentu dan berjalan kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk
itu harus dipasang sebuah Pressure Switch .
10. Untuk menstabilkan tekanan
kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator
(integral oil cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem
hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik
tetap bekerja).
11. (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan
pressure switch dan akumulator dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor
dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien
karena biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.
Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu
dalm keadaan ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu panas
sehingga mudah terbakar.
Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu
disentakkan oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat rusak
dan sompel.
Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri
setelah beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas nitrogen
setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.
Klasifikasi Pompa.
Pada dasarnya pompa hirolik
diklasifikasikan menjadi :
a. Non positive
displacement
Yang dimaksud dengan pompa NON POSITIVE
DISPLACEMENT ialah bila pompa mempunyai karakteristik :
1.
Internal leakage besar.
2.
Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kapasitasnya
b.
Positive displacement.
Yang dimaksud
dengan pompa POSITIVE DISPLACEMENT ialah bila pompa mempunyai karakteristik :
1.
Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat SEAL atau presisi ).
2.
Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya ( dengan dibuatnya
presisi / SEAL, akan melawan kebocoran pada saat tekanan naik ).
Pompa
positive displacement sendiri terbagi menjadi beberapa type, yaitu:
Gear pump: bersifat murah, memiliki ketahanan yang lama (awet), sederhana
pengoperasiannya. Tetapi kelemahannya adalah memiliki efisiensi yang rendah,
karena sifat pompa yang ber-displacement tetap, dan lebih cocok untuk
digunakan pada tekanan di bawah 20 MPa (3000 psi).
Vane pump: murah dan sederhana, biaya perawatan yang rendah, dan baik untuk
menghasilkan aliran tinggi dengan tekanan yang rendah.
Axial piston pump.Satu jenis pompa hidrolik yang menarik adalah axial piston pump.
Pompa ini dapat berjenis swashplate atau juga checkball.Jenis
pompa ini didesain untuk dapat belerja pada displacement yang
bervariasi, sehingga dapat menghasilkan aliran dan tekanan fluida hidrolik yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan.Jenis yang paling banyak digunakan adalah swashplate
pump.Pompa ini dapat kita ubah sudut swashplate-nya untuk menghasilkan
langkah piston yang bervariasi tiap putaran. Jika sudut semakina besar, akan
menghasilkan debit aliran yang besar dengan besar tekanan yang lebih kecil, dan
begitu pula sebaliknya.
Radial Piston Pump:
digunakan untuk menghasilkan tekanan fluida hidrolik yang tinggi dengan debit
aliran yang rendah
0 komentar:
Posting Komentar